Beradaptasi Menjawab Tantangan - AirNav Bangun Fondasi Kuat Navigasi Penerbangan

Pesatnya pertumbuhan industri perbangan dalam negeri menjadi peluang bisnis dan juga tantangan bagaimana tetap menjaga keselamatan penerbangan dengan pelayanan yang optimal. Berdasarkan data Indonesia National Air Carriers Association (INACA) awal 2018, mencatat jumlah pergerakan penerbangan di Indonesia mencapai 1,2 juta dalam setahun. Artinya, dalam sehari ada 3.500 pesawat yang take off dan landing, khusus penerbangan domestik. Jumlah itu tidak termasuk 21 maskapai non-schedule atau tanpa jadwal, seperti pesawat carter perintis dan pesawat cargo, serta belum termasuk pesawat rute internasional.

Tahukah, sistem keselamatan penerbangan merupakan sistem kompleks yang terdiri dari banyak faktor, melibatkan banyak orang yang professional di bidangnya dan mengandalkan teknologi tingkat tinggi. Selain itu, keselamatan penerbangan tidak hanya tergantung pada kemampuan pilot dan para kru pesawat di dalamnya, tetapi juga sangat ditentukan oleh kemampuan pihak lain di luar pesawat yang memandu perjalanan pesawat. Mereka adalah para petugas menara kontrol atau Air Traffic Controller (ATC) yang terus berkomunikasi dengan awak pesawat, mulai dari persiapan lepas landas (take off) selama terbang, sampai mendarat kembali (landing).

Oleh karena itu, dibalik keselamatan penerbangan ada peran penting AirNav Indonesia sebagai perusahaan penyedia layanan navigasi penerbangan yang memiliki tugas tidak ringan. Selama pesawat melakukan penerbangan, para petugas AirNav Indonesia di tiap bandara terus memantau dan memandu pesawat dengan memberikan data digital seputar informasi penerbangan melalui komunikasi intens dengan para pilot.

Selain menjaga keselamatan penerbangan, AirNav Indonesia juga memiliki tugas melakukan kegiatan search and rescue (SAR), bekerja sama dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Setiap ada kecelakaan penerbangan, AirNav Indonesia memiliki andil besar dalam menemukan lokasi kecelakaan, melalui komunikasi langsung dengan pilot pesawat yang melaksanakan tugas SAR. Maka berangkat dari besarnya tanggung jawab tersebut, AirNav Indonesia terus berupaya membangun fondasi yang kuat melalui pendekatan yang strategis, antara lain penguatan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan berkualitas, modernisasi fasilitas dan sistem, serta prosedur penerbangan yang memadai.

Kata Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, untuk meningkatkan layanan navigasi tersebut pihaknya sudah menganggarkan Rp 2,6 triliun di tahun 2019.”Anggaran investasi senilai Rp 2,6 triliun untuk 290 program peningkatan layanan navigasi penerbangan di seluruh cabang Airnav Indonesia baik di bandara-bandara besar maupun perintis," ujarnya.

Disampaikannya, nilai investasi AirNav tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 1,9 triliun. Disebutkan, investasi tersebut dilakukan untuk modernisasi peralatan Communication, Navigation, Surveillance, dan Automation (CNS-A). Selain itu, Novie memastikan AirNav juga akan meningkatkan kualitas personel layanan navigasi penerbangan. Disebutkan, anggaran yang dialokasikan untuk peralatan komunikasi sebesar Rp 260,4 miliar (10%), navigasi Rp 113,5 miliar (4%), surveillance Rp 222 miliar (9%), automation Rp 1,1 triliun (44%), mekanik dan elektrik Rp 711,4 miliar (3%), dan building dan supporting Rp 779,7 miliar (30%).

Modernisasi alat navigasi dan prosedur lalu lintas penerbangan, telah diterapkan AirNav di Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang belum lama diresmikian. Disampaikan Novie Riyanto, pihak menyiapkan Performance Based Navigation (PBN), yakni prosedur pengaturan navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi berbasis satelit. Dimana menurut Novie, penggunaan PBN akan membuat pengaturan lalu lintas penerbangan menjadi lebih presisi dan efisien.

AirNav Indonesia telah menyiapkan personel layanan navigasi penerbangan untuk mendukung operasional layanan navigasi penerbangan di NYIA. 11 orang personel Air Traffic Controller (ATC), 3 orang personel Air Traffic Reporting Office (ARO) dan 3 orang personel teknik navigasi penerbangan secara bergantian akan menunjang operasional di menara pemandu lalu lintas NYIA.“Personel yang akan memberikan layanan navigasi penerbangan di NYIA telah kami berikan pelatihan secara komprehensif mengenai segala hal yang menunjang operasional, termasuk prosedur PBN yang akan digunakan," tuturnya.

Disampaikannya, layanan aerodrome control (ADC) akan diberikan untuk pesawat udara yang take-off dan landing di NYIA melalui menara pemandu lalu lintas penerbangan NYIA.”Pesawat di ruang udara Yogyakarta dengan ketinggian 4.000 sampai dengan 24.500 kaki akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto yang telah dilengkapi dengan radar surveillance dengan coverage hingga radius 183 nautical miles," kata Novie.

Dia menambahkan, ruang udara Yogyakarta ini cukup padat, pergerakan pesawat udara dalam satu hari bisa sekitar 280 sampai dengan 300 pergerakan take-off dan landing terdiri dari 170 regular flight dan sisanya training. Saat Bandara NYIA beroperasi, Bandara Adi Sutjipto tetap akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan training."Jadi, cukup kompleks pengaturan ruang udaranya. Tetapi kami sudah siap sehingga penggunaan ruang udara Yogyakarta dapat dikelola dengan baik,” ujarnya.

 

Menjangkau Bandara Perintis

 

Untuk mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas penerbangan, kualitas layanan navigasi penerbangan akan terus ditingkatkan namun tidak hanya di bandara besar saja tetapi juga pelayanan di bandara yang lebih kecil hingga bandara-bandara perintis. Sebut saja Papua, AirNav tahun ini meluncurkan 45 program senilai Rp 245,5 miliar atau meningkat dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 156 miliar. Disampaikannya, untuk peningkatan layanan navigasi penerbangan di Papua salah satunya adalah dengan memberdayakan putra-putri terbaik Papua untuk menjadi personel layanan navigasi penerbangan. “Mereka kami berikan beasiswa untuk training dan kemudian ditempatkan di bandara-bandara Papua untuk menjadi petugas layanan navigasi penerbangan,” ujarnya.

Untuk di Papua, diakui Novie, kondisi geografis merupakan tantangan terbesar yang dihadapi AirNav Indonesia. Di sana, penerbangan merupakan sarana utama transportasi bagi manusia, barang dan jasa, karena prasarana jalan raya belum menjangkau tempat—tempat yang jauh di pedalaman. Pesawat di Papua merupakan satu-satunya moda transportasi antar daerah. Jika transportasi ini tidak lancar, maka akan mengganggu kehidupan masyarakat di sana.

Di Papua, tiap kota kecamatan memiliki bandara yang dilayani dengan penerbangan perintis. AirNav Indonesia harus menghubungkan tak kurang dari 109 titik, di seluruh Papua melalui jalur udara, dengan medan yang berat. Alam yang bergunung- gunung menyebabkan kondisi meteorology cepat berubah tiap jamnya. Penerbangan sangat sensitif terhadap kondisi meteorologi, misalnya berhubungan dengan kecepatan angin dan visibility. AirNav Indonesia harus mampu memandu tiap penerbangan dengan cermat.

Besarnya investasi yang dianggarkan AirNav dalam rangka modernisasi peralatan CNS-A dan juga peningkatan kualitas personel layanan navigasi penerbangan, direspon positif pengamat navigasi Heru Legowo. Disampaikannya, dalam merancang suatu anggaran investasi, AirNav tentunya sudah memikirkan grand design secara matang. Di sisi lain, saat ini peralatan yang mereka miliki sudah cukup canggih.”AirNav hanya perlu melakukan upgrade perangkat lunak atau peremajaan peralatan saja apabila diperlukan,"tuturnya.

Dia menambahkan, AirNav Indonesia berencana membuat program Indonesia Modern Air Navigation System (IMANS). Menurutnya, investasi di bidang automation merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan program tersebut. Diharapkan, melalui peralatan canggih dan perangkat lunak yang selalu diperbarui maka tidak ada celah atau ruang kosong pada ruang udara di Indonesia.

Masih dalam peningkatan layanan navigasi penerbangan, AirNav juga meningkatkan kualitas SDM dengan mengirim sejumlah SDM terbaik untuk menimba ilmu di Prancis. Hal ini perlu dilakukan karena Airnav melakukan investasi besar-besaran dalam dua tahun ini untuk meremajakan peralatan navigasi penerbangan. Kemudian yang muda-muda dan potensial dipromosikan, yang senior dan berpengalaman ditugaskan untuk memantau dan melakukan percepatan di daerah.

Nafas AirNav untuk selalu meningkatkan pelayanan navigasi penerbangan menuai respon positif dari pelaku industri penerbangan dan hal tersebut dibuktikan dengan skor Service Quality Index (SQI) dengan predikat excellent dari 1.060 pilot. Skor tersebut berdasarkan hasil survei dari tim Indonesia National Air Carriers Association (INACA) yang melibatkan pilot domestik maupun asing. Survei ini merupakan rangkaian dari Service Level Agreement (SLA) terhadap jasa layanan navigasi penerbangan yang dilakukan oleh INACA mengenai layanan navigasi penerbangan yang diberikan oleh AirNav Indonesia kepada para pengguna jasa.

Pihak AirNav menyebut prestasi tersebut meningkat dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya di 2017 denga skor SQI 4,07 menjadi SQI 4,31 di 2018. Kegiatan penilaian pelayanan jasa navigasi penerbangan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan pelayanan melalui pengukuran dan perencanaan tingkat pelayanan jasa navigasi penerbangan yang dinyatakan oleh Service Quality Index yang terdiri dari Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) dan Observed Quality Index (OQI).

BERITA TERKAIT

Dukung Industri Sepak Bola - BTN Resmi Jadi Sponsor Tiga Klub Liga 1 Nasional

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menjadi sponsor bagi tiga klub sepakbola Liga 1 Nasional dalam rangka meningkatkan…

Dukung Ketahanan Pangan - PP Presisi Bagikan Sembako dan Makanan Gizi Gratis

Dukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaksanakan kegiatan sosial melalui program…

Bank Permata dan Savyavasa - Hadirkan Solusi Pembiayaan KPA Bagi WNA

Genjot pertumbuhan penjualan, Savyavasa yang merupakan hunian mewah hasil kolaborasi Swire Properties dan JSI Group yang dikembangkan oleh PT Jantra…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Dukung Industri Sepak Bola - BTN Resmi Jadi Sponsor Tiga Klub Liga 1 Nasional

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menjadi sponsor bagi tiga klub sepakbola Liga 1 Nasional dalam rangka meningkatkan…

Dukung Ketahanan Pangan - PP Presisi Bagikan Sembako dan Makanan Gizi Gratis

Dukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaksanakan kegiatan sosial melalui program…

Bank Permata dan Savyavasa - Hadirkan Solusi Pembiayaan KPA Bagi WNA

Genjot pertumbuhan penjualan, Savyavasa yang merupakan hunian mewah hasil kolaborasi Swire Properties dan JSI Group yang dikembangkan oleh PT Jantra…