NERACA
Jakarta – Lesunya bisnis iklan media rupanya mulai dirasakan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI). Pasalnya, pengelola stasiun radio Gen FM dan Jak FM mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 19,88% menjadi Rp 17,73 miliar di semester I-2018 dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,13 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Namun demikian, perseoroan masih membukukan pendapatan bersih meningkat 15,20% menjadi Rp 66,90 miliar dibandingkan dengan pendapatan bersih semester I-2017 senilai Rp 58,08 miliar. Beban umum dan administrasi perseroan meningkat 30,89% menjadi Rp 38,18 miliar. Sedangkan beban keuangan juga meningkat 730,35% dari sebelumnya Rp 490,13 juta menjadi Rp 4,06 miliar.
Tercatat pada semester pertama tahun ini, liabilitas MARI turun 7,19% menjadi Rp 113,64 miliar dibandingkan dengan liabilitas pada akhir 2017 senilai Rp 122,45 miliar. Sedangkan ekuitas perseroan naik 8,95% menjadi Rp 212,73 miliar. Sementara itu, aset perseroan pada semester I tahun ini meningkat tipis 2,74% menjadi Rp 326,41 miliar dibandingkan dengan aset pada akhir 2017 senilai Rp 317,71 miliar.
Perseroan saat ini memiliki tujuh penyiaran radio dengan rata-rata share kependengaran terbesar di Jakarta dengan persentase 49,3%. Bisnis usaha radio yang menjadi favorit masyarakat diantaranya radio Gen FM dan juga Jak FM. Perseroan sejak awal tahun 2017 telah gencar melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan radio. Tujuannya, untuk semakin memperluas market share perseroan di pasar radio musik dan hiburan.
Perusahaan tersebut adalah PT Radio Merpati Darmawangsa (Hot FM) dengan kepemilikan sebesar 99,9% dengan nilai Rp 34 miliar dan penyertaan saham 20,8% di PT Radionet Cipta Karya yang membawahi unit usaha Prambors FM, Delta FM, dan Female Radio senilai Rp 32,8 miliar. Tak hanya itu, dengan kepemilikan saham masing-masing 70% di PT Radio Kirana Insan Suara (Kis FM), PT Radio Mustang Utama (Mustang FM), dan PT Radio Ramako Djaja Rata (Lite FM), MARI mengeluarkan dana Rp 52,8 miliar.
Perseroan mengklaim dengan penggabungan seluruh radio tersebut, saat ini MARI menguasai market share sebesar 49% di Jakarta. Kemudian dalam beberapa tahun ke depan, perseroan menargetkan dapat menguasai 65% market share radio. Di tengah pesatnya pertumbuhan digital saat ini, perseroan optimis konsumsi media radio masih bisa tumbuh.
Kata Direktur Utama PT Mahaka Radio Integra Tbk, Adrian Syarkawie, radio bisa disinergikan dengan platform media digital. Karenanya, MARI berencana mengeluarkan produk digital berbasis aplikasi smartphone untuk semakin meningkatkan jangkauan pendengar radio. "Jadi nanti tujuh radio kita bisa diakses melaui platform digital tersebut," ungkapnya.
Adrian mengungkapkan, investasi MARI ke platform digital dilakukan secara bertahap. Untuk tahun ini, belanja modal yang dikeluarkan untuk platform digital itu disebut tidak mencapai Rp 5 miliar. Nah, untuk keseluruhan belanja modal MARI, Adrian mengatakan porsinya 15% dari target pendapatan di tahun ini. Tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan tumbuh 20% dari tahun lalu menjadi Rp 156 miliar.
Jika diasumsikan pendapatan MARI bisa capai target sebesar Rp 156 miliar, artinya belanja modal yang dialokasikan MARI sebesar Rp 23 miliar. Adrian menambahkan, belanja itu akan digunakan salah satunya untuk platform digital.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…