NERACA
Jakarta – Menyasar segmen pasar kelas bawah, emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) terus menggenjot kapasitas produksi seiring dengan pesatnya pertumbuhan properti di dalam negeri. Disebutkan, perseroan bakal meningkatkan kapasitas produksi selama 2019—2022 hingga 6 juta meter persegi per tahun.
Chief Operating Officer (COO) Arwana Citramulia, Edy Suyanto mengungkapkan dengan penambahan rata-rata 6 juta meter persegi per tahun, perusahaan akan semakin meningkatkan ketersediaannya di level end-user.”Kami melakukan ekspansi sampai 2022 karena masih melihat ada peluang pertumbuhan permintaan yang cukup baik. Tahun lalu, kinerja properti lesu tapi kami masih tumbuh. Sejak awal berdiri, perusahaan tidak begitu bergantung pada sektor real estat,”ujarnya di Serang, bebera waktu lalu.
Edy menyampaikan, pada tahun lalu, utilisasi nasional berada pada kisaran 65%—70%, namun utilisasi perusahaan mencapai 90%. Untuk itu, pada 2019 nanti perusahaan akan menambah kapasitas pabrik Plant IV yang berada di Sumatra Selatan. Berdasarkan rencana kerja perseroan, ARNA akan menambah kapasitas pabrik sebesar 6 juta meter persegi pada 2019, sehingga kapasitas produksi total perseroan mencapai 63,37 juta meter persegi dari saat ini 57,37 juta meter persegi.
Untuk dapat meningkatkan kapasitas pabrik di Sumatera Selatan tersebut, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp150 miliar yang pengeluarannya bertahap mulai dari tahun ini. Setelah merampungkan penambahan kapasitas pada pabrik di Sumatera Selatan, pada 2020 perseroan akan menambah kapasitas pabrik di Mojokerto sebesar 6 juta meter persegi keramik lagi dengan investasi Rp300 miliar.
Terakhir, pada 2022 perusahaan akan kembali meningkatkan kapasitas 6 juta meter persegi di di pabrik Mojokerto dengan investasi Rp300 miliar. Edy menyampaikan perseroan akan terlebih dahulu meningkatkan kapasitas pabrik di Sumatera Selatan karena kenaikan permintaan di wilayah Sumatera. Pemulihan harga komoditas dan pembangunan infrastruktur mengerek konsumsi keramik di wilayah tersebut.”Pertumbuhan permintaan keramik akan terus ada karena konsumsi per kapita kita yang masih rendah. Dengan produksi sekitar 350 juta meter persegi tahun lalu dan 250 juta penduduk, konsumsi keramik per kapita hanya 1,3 meter persegi. Padahal rata-rata di Asia Tenggara itu di atas 2 meter persegi per kapita,” ungkap Edy.
Hasil rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) juga memutuskan membagi dividen sebesar Rp 12 per saham dengan payout ratio 73% dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp 120,83 miliar. Perseroan juga memutuskan pengangkatan kembali dewan komisaris dan dewan direksi serta mencadangkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk buy back saham pada periode 29 Maret 2018.
NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…
NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…
NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…
Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…