BEI Dalami Rencana IPO Gojek

NERACA

Jakarta – Desakan Menteri Komunikasi dan Informatika agar perusahaan rintisan (start-up) yang menyandang status unicorn melaksanakan penawaran umum perdana saham initial public offering (IPO) agar dapat menerapkan tata kelola lebih baik, direspon langsung oleh Gojek dengan menyambangi PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal inipun diakui langsung Direktur Utama BEI, Tito Sulistio soal kunjungan manajemen Gojek. Disampaikannya, Gojek menanyakan sejumlah hal terkait dengan penawaran perdana saham kepada publik atau IPO. Seperti diketahui, Gojek sudah menyatakan keinginannya untuk IPO dalam beberapa waktu ke depan. “Semua yang ditanyakan oleh Gojek sudah diakomodasi oleh BEI. Pertanyaan gojek terutama terkait aturan listing bagi perusahaan yang rugi,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/3).

Untuk hal tersebut, menurut Tito, perusahaan yang masih rugi boleh mencatatkan diri di bursa ssalkan sudah beroperasi lebih dari setahun. Selain itu, lanjut Tito, perusahaan start-up ini juga menanyakan apa saja dokumen yang perlu diserahkan saat IPO. Untuk IPO, kata Tito, Gojek harus memberikan gambaran terkait dengan proyeksi perusahaan hingga lima tahun mendatang.

Menurut Tito, keinginan Gojek hanya satu, yakni kalau bisa tetap dimiliki oleh Indonesia. Terkait pertimbangan soal timing, Tito berpesan supaya tidak menunggu besar untuk IPO, namun jadilah besar karena IPO. Dirinya juga mendorong start-up yang lain untuk mulai menginjakkan kaki di lantai bursa.

Sementara Andre Soelistyo, Gojek President mengungkapkan, pihaknya mendambakan hal tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada yang spesifik terkait waktu yang tepat untuk IPO.”Sebab ini akan menjadi kebanggaan kami untuk bisa melantai di sini, sehingga masyarakat Indonesia termasuk mitra-mitra pengemudi kami bisa ikut memiliki saham Gojek," jelasnya.

Lebih lanjut, Andre mengungkapkan akan serius membahas rencana IPO tersebut. Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara pernah bilang, dengan menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di pasar modal dapat lebih mudah untuk meraih pendanaan di pasar modal dalam rangka melebarkan ekspansi bisnisnya.

Dia mengharapkan bahwa unicorn yang berencana untuk melaksanakan IPO dan menemui kendala agar dapat menyampaikannya kepada otoritas pasar modal sehingga ditemukan jalan keluarnya.”Harus ketemu, apa yang menyebabkan tidak IPO. Ayo kita bicarakan dengan pemerintah, BEI, dan OJK karena OJK dan BEI memerhatikan kepentingan investor publik," katanya.

Disamping itu, Rudiantara juga mengharapkan otoritas pasar modal Indonesia merumuskan aturan bagi perusahaan rintisan (start-up) yang menyandang status unicorn untuk dapat melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).”Kalau mereka mau go public di sini, aturannya harus dibuat karena sementara ini tidak ada aturan khusus untuk model bisnis seperti ini,"tuturnya.

Rudiantara menyebutkan, start-up sebetulnya masih merugi, tapi di luar negeri bisa melantai di bursa dan valuasinya terus membaik. "Sementara di Indonesia maunya berinvestasi di perusahaan untung. Padahal, game-nya kan dari apresiasi harga saham," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Rudiantara, semua ekosistem yang terkait dengan pasar modal, baik masyarakat atau investor, pengelola dana, serta pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia harus memiliki pandangan yang sama. Rudiantara menjelaskan, salah satu faktor yang menjadi kendala bagi unicorn melakukan IPO yakni mengenai valuasi harga saham. Sementara penilaian perusahaan unicorn yang mayoritas bidang digital ada pada ekosistemnya yang bisa meningkatkan ekspektasi masyarakat.

Menanggapi hal itu, Rudiantara berharap pemerintah bisa segera menyiapkan ekosistem yang baik. "Apalagi kita sudah punya empat unicorn. Jangan sampai IPO di luar (negeri selain Indonesia) yang memberi insentif lebih banyak," katanya.

Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah berfokus untuk menambah jumlah unicorn di Indonesia. Pada 2019 mendatang, Rudiantara yakin bakal ada lebih dari lima perusahaan di Indonesia yang bakal menyandang status unicorn. "Sekarang kan ada empat, pada 2019 ada lima. Dengan strategi yang tepat akan lebih dari lima unicorn," ucapnya. bani

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…