Terkait Peran Swasta - Indonesia Bisa Contoh Keterbukaan Ekonomi Ala India

NERACA

Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia bisa mencontoh keterbukaan India yang membuat negara tersebut ekonominya bisa tumbuh tinggi saat ini.

"Intinya kalau kita lihat contoh India, berarti kita bisa menarik pelajaran. India yang dulu agak tertutup bahkan cenderung sosialis, sekarang jadi lebih terbuka tidak hanya perdagangan investasi tapi juga terbuka terhadap peran swasta dalam pengelolaan ekonomi negara," ujar Bambang usai menjadi pembicara kunci dalam peluncuran "Indonesia Bureau of Economic Research" (IBER) di Jakarta, disalin dari Antara.

India kini memang menjadi negara yang memiliki pertumbuhan tinggi dan bersaing dengan Tiongkok, di mana pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar tujuh persen per tahunnya. Melalui keterbukaan, ekonomi India tidak hanya tumbuh stabil tapi juga nisbi tinggi.

"Dari situ kita bisa lihat dampaknya tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil tinggi. Stabil kita sudah, tapi masih kurang di tingginya. Kita harus lihat apa yang dilakukan India dan apa saja yang bisa diadopsi," ujar Bambang.

Menurut Bambang, Indonesia harus mulai melihat sumber-sumber pertumbuhan lain, seperti keterlibatan swasta dalam pembiayaan infrastruktur, misalnya. Pembangunan infrastruktur tidak hanya bisa mengandalkan APBN semata.

"Artinya kita harus lebih mendorong investasi. Sudah banyak peluangnya, tinggal memperlancar dan memperbesar investasi asing tapi sekaligus menjaga kemampuan domestik terutama perusahaan domestik," tutur Bambang.

Ia menuturkan, momentum perbaikan ekonomi harus dimanfaatkan untuk benar-benar mentransformasi ekonomi domestik, khususnya untuk berorientasi kepada nilai tambah, pengolahan, dan juga jasa modern. Ketergantungan terhadap sumber daya alam harus mulai dikurangi.

"Salah satu penghalang yaitu setiap kali kita menikmati harga komoditas. Fokus yang harusnya ke nilai tambah dan pengolahan tadi, sempat ketarik kembali ke sumber daya alam. Itu yang harus kita jaga jangan sampai sumber daya alam itu men-'distract' upaya kita membuat ekonomi menjadi lebih cepat," kata Bambang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir memang berada di kisaran lima persen. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,4 persen.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan potensi kesepakatan perdagangan Indonesia-India mencapai lebih dari 2,1 miliar dolar AS usai pertemuan pengusaha kedua negara.

"Ini masih ada lagi beberapa yang akan ditindaklanjuti baik dari sisi mereka. Mereka juga kita minta untuk langsung bisa berhubungan dengan atase perdagangan di bawah koordinasi duta besar maupun juga langsung dengan kita (pemerintah RI)," kata Enggartiasto kepada media di New Delhi, India, disalin dari Antara.

Menurut Enggar, pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-India pada 22 Januari 2018 dalam memetakan potensi perdagangan yang bisa dilakukan. Forum itu dilakukan sebelum Forum Bisnis ASEAN-India berlangsung. Sebanyak lebih dari 30 pengusaha asal Indonesia dan India hadir dalam pertemuan bisnis bilateral itu.

Enggar menyatakan terdapat beberapa pengusaha yang menyampaikan kendala yang masih menghambat peningkatan perdagangan. "Ada beberapa hal yang disampaikan juga oleh mereka (pengusaha) mengenai kendala-kendala barang masuk ke sini (India) baik itu berupa tarif maupun nontarif," kata Enggar.

Selain itu, dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan dan Industri India Suresh Prabu, kemudian Enggar menyampaikan ajakan untuk dapat segera menyelesaikan Kemitraan Perekonomian Komprehensif Kawasan (RCEP) pada 2018.

Enggartiasto juga menyampaikan hambatan-hambatan dalam meningkatkan perdagangan ASEAN-India. Menurut Menteri, ASEAN dan India sepakat untuk mencapai Paper ASEAN-India dalam menghubungkan pengusaha dari kedua negara.

"ASEAN-India Forum Business itu juga direspon cukup positif dan para pengusaha-pengusaha Indonesia hadir kemudian menjajaki atau membahas berbagai hal di dalam rangka kepentingan-kepentingan perdagangan di antara negara-negara ASEAN dengan India dan kita tidak mau ketinggalan," ujar Enggartiasto.

Selain itu dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Joko Widodo menyampaikan agar India mempertimbangkan kenaikan tarif bea masuk nabati. Presiden juga menyatakan penghargaannya bagi India yang mendukung pembangunan bidang maritim melalui ASEAN mechanism dan EAST Asia Summit (EAS). Presiden mengundang PM Modi untuk berkunjung ke Indonesia membahas tentang kerja sama kedua negara secara lebih detil.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…