Pemerintah Pacu Relasi Perdagangan RI-Taiwan

NERACA

Jakarta – Pemerintah melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) terus mendorong adanya peningkatan perdagangan dan investasi Taiwan ke Indonesia, dengan mempromosikan melalui Forum Bisnis pada 13 Juli 2017 di Taipei, Taiwan.

Kepala KDEI Robert J Bintaryo mengungkapkan investasi Taiwan ke Indonesia memiliki pola tersendiri khususnya ke Indonesia, sehingga dengan adanya investasi tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak di dalam negeri.

"Keterbukaan sudah menjadi semangat utama dalam kebijakan ekonomi Indonesia, khususnya dalam konteks kebijakan investasi. Hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan New Southbound Policy yang menjadi garis kebijakan luar negeri utama Taiwan saat ini," kata Robert sebagaimana disalin dari laman Antara.

Bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan CTBC Bank, KDEI Taipei menyelenggarakan Forum Bisnis pada 13 Juli 2017 di Taipei, Taiwan. Berbagai pihak dari kalangan dunia usaha yang memiliki minat besar berinvestasi di Indonesia hadir dalam Forum Bisnis tersebut.

Robert menerangkan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi yang penting di seluruh wilayah Asia Tenggara dengan dukungan sumber daya alam dan manusia yang melimpah. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, secara umum Indonesia tengah menikmati kemajuan ekonomi, yang tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas industri, tetapi juga proses perubahan kebijakan investasi yang sejauh ini dianggap ramah terhadap penanaman modal asing, khususnya dari Taiwan.

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Kepala BKPM Azhar Lubis mengatakan berdasar data dari kuartal pertama 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 60 persen dari keseluruhan investasi di Indonesia merupakan penanaman modal asing yang jumlahnya mencapai 7,3 miliar dolar AS.

"Dari jumlah tersebut, asal modal yang masuk ke Indonesia masih didominasi dari negara-negara Asia, termasuk di antaranya dari Taiwan yang jumlahnya terus meningkat secara bertahap," kata Azhar.

Dalam Forum Bisnis tersebut juga menjadi ajang untuk mempromosikan TEI 2017. Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara Taiwan dengan Indonesia mengalami tren perlambatan sebesar 13,62 persen. Hal tersebut juga terjadi pada ekspor nonmigas juga mengalami tren perlambatan sebesar 9,81 persen.

Khusus pada 2016, pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan turun lebih tajam sebesar 28,59 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian, dalam lingkup ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menikmati surplus perdagangan dengan Taiwan. Pada 2016 surplusnya mencapai 1,55 miliar dolar AS.

Pada 2017 untuk periode Januari-April, kinerja perdagangan Indonesia dengan Taiwan mulai membaik yang ditandai dengan meningkatnya ekspor secara keseluruhan sebesar 18,62 persen dan khusus untuk ekspor nonmigas tumbuh 1,33 persen.

Sementara itu, pemerintah Indonesia dan Inggris sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson di London pada Kamis (13/7, waktu setempat). "Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, ekonomi kreatif dan pendidikan," kata Menlu Retno Marsudi.

Pemerintah Inggris sampai sekarang masih menjalani proses negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Terkait hal itu, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan intensitas kerja ekonomi yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan Inggris pasca-Brexit.

Selain itu, Menlu RI dalam kesempatan itu juga menyampaikan harapan agar kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Inggris dapat terus ditingkatkan.

Inggris merupakan mitra dagang ke-4 terbesar bagi Indonesia dari negara-negara Eropa, dengan nilai perdagangan bilateral RI-Inggris mencapai 2,48 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2016.

Dalam hal investasi, Inggris menempati urutan ke-13 investor terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 306 juta dolar AS pada 2016. Selanjutnya, Menlu Retno menyampaikan harapan agar Pemerintah Inggris dapat mempermudah proses pemberian visa bagi warga negara Indonesia (WNI). Dia menyebutkan bahwa jumlah WNI yang berkunjung ke Inggris pada 2016 meningkat sebesar 40 persen menjadi 42.000 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebaliknya, Inggris merupakan negara Eropa penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia, dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 328.000 orang pada 2016.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…