Nuansa Positif Ekonomi RI Pasca "Investment Grade"

NERACA

Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi dengan tingkat BBB- dari sebelumnya BB+, dan berprospek stabil. Pencapaian layak investasi ini menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia, sehingga mampu menurunkan biaya utang pemerintah agar lebih efisien dan memberikan ruang fiskal lebih besar.


Sebelumnya S&P menaikkan peringkat Indonesia karena sejumlah indikator perekonomian hingga proyeksi ekonomi Indonesia masa mendatang. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang baik juga menjadi salah satu faktor penyebab Indonesia naik peringkat. Atas peringkat tersebut, Analis riset pasar FXTM (perusahaan jasa finansial) Lukman Otunuga menyatakan, nuansa positif mewarnai kondisi perekonomian Indonesia setelah kenaikan peringkat investasi Indonesia hasil dari pemeringkatan yang dilakukan lembaga internasional Standard's & Poor.

"Nuansa positif mewarnai ekonomi Indonesia di hari Senin setelah S&P menaikkan peringkat obligasi pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BB+ yang memasuki level investment grade," kata Lukman Otunuga di Jakarta, Selasa (23/5). Menurut dia, dengan masuknya Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar Asia Tenggara ini ke peringkat "investment grade", maka prospek umum ekonomi Indonesia juga mulai terlihat sangat menjanjikan.

Dia juga berpendapat bahwa dengan hal tersebut, saham Indonesia kemungkinan akan menguat ke depannya dengan aliran masuk dana global dan peningkatan investasi asing langsung. "Data ekonomi Indonesia terus menunjukkan pertanda stabilitas dan inflasi pun mulai stabil, karena itu spekulasi meningkat bahwa Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga mendekati akhir tahun untuk mendukung pemulihan ekonomi. Rupiah menguat terhadap dolar AS karena kenaikan peringkat S&P ini," paparnya.

Sebagaimana diwartakan, Presiden Jokowi mengatakan keberhasilan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat S&P membuktikan tata kelola keuangan yang makin baik. Pencapaian kondisi "investment grade" itu menunjukkan adanya kepercayaan yang besar dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.

"Menunjukkan tata kelola keuangan kita makin baik, fiskal kita makin baik. Moneter kita juga pengelolaannya makin baik, kemudian juga dilihat oleh internasional kemudahan berusaha di negara kita juga terus kita perbaiki dan makin baik," kata Presiden. Sementara itu, Bank Indonesia optimistis kenaikan peringkat investasi oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's pada level BBB akan menarik lebih banyak investor baik investasi sektor keuangan maupun riil.

"Dengan adanya 'investment grade' ini maka aliran modal masuk ke Indonesia akan lebih banyak lagi masuk ke pasar modal," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara ketika memberikan sambutan pada Diseminasi Laporan Ekonomi Indonesia 2016 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (22/5). Dengan mengalirnya investasi asing ke Indonesia pascakenaikan rating itu, Mirza mengharapkan ada deregulasi untuk mendukung investasi di antaranya dari sektor manufaktur dan perdagangan serta sektor lainnya.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Bambang Brodjonegoro mengatakan peringkat investment grade diyakini membuka peluang Indonesia mencari dana melalui penerbitan surat utang. “Bagus, karena, S&P ini membuka peluang ketika kita mencari utang dari market. Dulu itu banyak lembaga-lembaga yang punya uang, dan hanya mau membeli surat berharga kalau dari tiga (lembaga) rating itu semuanya sudah (beri nilai) investment grade," kata Bambang.

Mantan Menteri Keuangan ini, melihat bahwa selama ini posisi Indonesia sudah cukup baik setelah dua lembaga pemeringkat memberikan peringkat layak investasi atau Investment Grade yakni Fitch Rating Agency dan Moody's. "Kalau saya lihat selama ini, kita dengan dua dari tiga, itu pun cost-nya sudah setara dengan investment grade. Jadi, harapannya dengan S&P yang sudah memberikan investment grade, cost of fund-nya sudah turun lagi dan ini membuat surat utang kita menjadi lebih kompetitif," ujar Bambang. bari

 



BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…