KPPU: Industri Peternakan Ayam Masih Dikuasai Asing

 

NERACA

Kudus - Industri peternakan ayam di Tanah Air masih dikuasai oleh investor asing sehingga harga jualnya di pasaran masih dikendalikan mereka.

"Sekitar 80 persen kebutuhan terkait dengan peternakan ayam, mulai dari hulu hingga hilir, dikuasi oleh dua perusahaan besar milik asing," kata Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Saidah Sakwan di Kudus, sebagaimana dikutip Antara, kemarin.

Di sela sosialisasi "Hukum Persaingan Usaha dan Perkembangan UU Nomor 5 Tahun 1999", dia menyebutkan investor kedua perusahaan asing tersebut berasal dari Thailand dan Singapura. Sementara itu, peternak ayam lokal yang menguasai sekitar 20 persen kebutuhan di bidang peternakan ayam. Dari persentase tersebut, diperebutkan oleh 61 perusahaan lokal.

Dengan demikian, kata dia, jumlah suplai kebutuhan terkait dengan peternakan ayam, mulai dari hulu hingga harga jual di pasaran, ditentukan oleh kedua perusahaan besar tersebut. Untuk itu, KPPU sedang berkonsentrasi untuk menata industri peternakan ayam di Tanah Air. Dengan harapan, masyarakat bisa mendapatkan harga yang efisien, bukan harga kartel.

Menurut anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid, industri peternakan ayam di Tanah Air memang dimonopoli oleh perusahaan besar yang dimiliki investor asing."Mulai dari telur, pakan, daging ayam, vaksin, hingga limbah daging ayam juga dikuasai oleh asing," ujar dia.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari salah satu pengusaha nugget, harga jual daging ayam sisa di Tanah Air harganya jauh lebih mahal daripada harga di luar negeri. Ketika harus mengimpor daging ayam sisa dari luar negeri, lanjut dia, justru kalah bersaing dengan perusahaan nugget dari luar negeri karena mampu menjual nugget dengan harga yang jauh lebih murah.

Terkait dengan permasalahan di bidang peternakan ayam tersebut, dia berharap ada evaluasi terkait dengan beberapa poin pada Peraturan Kementerian Perdagangan supaya peternak lokal tetap bisa bersaing. Pada kesempatan tersebut, dia juga berharap kewenangan KPPU bisa bertambah seperti halnya lembaga antirasuah. 

Sidak Harga di Pasar Bitingan Kudus

Dalam kesempatan ini pula, KPPU bersama anggota Komisi VI DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Bitingan Kudus, Jawa Tengah, untuk memantau harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di daerah setempat.

Komoditas kebutuhan pokok masyarakat yang menjadi sasaran, yakni bawang putih, daging ayam potong, dan daging sapi.

Menurut Saidah, hampir semua komoditas yang dibutuhkan masyarakat di Pasar Bitingan, seperti daging sapi, daging ayam, minyak goreng, serta gula pasir dengan harga yang cukup stabil, di antaranya komoditas minyak goreng dan gula pasir sesuai dengan harga eceran tertinggi.

Untuk harga jual gula pasir sebesar Rp12.500,00 per kilogram dan minyak goreng curah Rp12 ribu/kg, daging sapi antara Rp100 ribu dan Rp110 ribu/kg, dan daging ayam Rp30 ribu/kg.

Ia menganggap harga komoditas daging sapi di pasaran sebesar Rp110.000/kg masih wajar karena harga jual karkas sapi hidup sudah mencapai Rp45 ribu/ekornya. Apalagi, lanjut dia, daging sapi tersebut merupakan daging sapi lokal. Sementara itu, harga jual daging ayam saat ini mengalami penaikan Rp2.000,00 menjadi Rp30 ribu/kg.

Meskipun demikian, kata dia, untuk harga jual bawang putih memang menjadi catatan tersendiri karena sebelumnya dijual Rp28 ribu/kg, kemudian naik menjadi Rp60 ribu/kg, dan kini turun menjadi Rp55 ribu/kg. Ia mengatakan bahwa komoditas tersebut akan menjadi objek pemantauan KPPU karena sebelumnya pernah ada kasus antipersaingan.

Pada tahun 2015, lanjut dia, ditemukan kartel bawang putih karena importir sengaja menahan pasokan sebanyak 498 kontainer yang berisi bawang putih di Tanjung Priok. Untuk itu, KPPU akan memonitor komoditas tersebut apakah ada perilaku antipersaingan atau tidak karena fenomena kenaikan harga menjadi termometer persaingan.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan sejumlah kementerian terkait, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan," ujar dia. mohar

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…