Tiongkok Jadi Pesaing Utama Ekspor Rambut Palsu

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan ekspor produk rambut palsu berpeluang meningkat, terutama dengan adanya negara-negara tujuan ekspor potensial seperti Bangladesh, Nigeria, Iran, Inggris dan Belanda.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Tjahya Widayanti mengatakan saat ini, ekspor produk rambut palsu Indonesia masih didominasi ke Amerika Serikat (AS). Indonesia dinilai perlu menggali pasar-pasar lain yang lebih potensial.

"Indonesia perlu menggali potensi-potensi tersebut agar tidak terlalu bergantung pada AS mengingat kondisi perdagangan luar negeri di AS yang diperkirakan akan lebih protektif terhadap impor di masa mendatang," kata Tjahya, sebagaimana disalin dari Antara.

Berdasarkan analisis BP3, negara-negara pasar potensial untuk produk rambut palsu Indonesia, yaitu Bangladesh, Nigeria, Iran, Inggris, dan Belanda. Amerika Serikat masih menjadi pasar utama produk tersebut dengan pangsa ekspor sebesar 66,94 persen dan mencatat tren kenaikan rata-rata sebesar 5,67 persen.

Selain Amerika Serikat, produk rambut palsu Indonesia juga memiliki pangsa di Malaysia sebesar 12,66 persen, Inggris 4,69 persen, Jerman 3,42 persen, Korea Selatan 2,61 persen, dan Kanada 0,83 persen.

Tjahya menambahkan, AS mendominasi permintaan produk rambut palsu dunia dan menyerap hampir setengah dari pasokan rambut palsu dunia, yakni mencapai 48,38 persen. Sementara Nigeria menyerap 9,86 persen, Jepang 4,68 persen dan Uni Emirat Arab 4,12 persen.

Pasar Amerika Serikat menunjukkan tren impor positif sebesar 1,64 persen dari dunia. "Hal ini menunjukkan bahwa permintaan impor produk rambut palsu diperkirakan masih akan meningkat," kata Tjahya.

Tingginya permintaan impor terutama berasal dari tren kecantikan menggunakan hair extension di Negeri Paman Sam tersebut. Pengaruh dunia hiburan dengan mengikuti tren rambut selebritas merupakan faktor utama tingginya permintaan produk rambut palsu di negara tersebut.

Perdagangan produk rambut palsu Indonesia secara keseluruhan mencatat surplus sebesar 338,5 juta dolar AS pada 2015. Indonesia memiliki pangsa sebesar 7,28 persen terhadap total ekspor dunia. Saat ini, Indonesia merupakan eksportir kedua terbesar rambut palsu di pasar dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok.

Negeri Tirai Bambu itu masih menjadi pesaing utama Indonesia di pasar global dengan pangsa 78,59 persen. Ekspor rambut palsu RRT juga masih mencatat tren kenaikan yang signifikan yaitu 13,82 persen.

Indonesia juga perlu mewaspadai negara kompetitor lain yang cukup tinggi tren kenaikan ekspornya, seperti Bangladesh sebesar 99,98 persen, Senegal 87,97 persen, Inggris 19 persen, AS 13,04 persen, dan Filipina 12,94 persen.

Tjahya menambahkan, strategi khusus untuk mengoptimalkan ekspor rambut palsu dalam negeri tersebut antara lain adalah meningkatkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri. Selain itu, mengikuti pameran dagang dengan mengikutsertakan pelaku industri produk rambut palsu serta industri kosmetik.

Pada 2015, ekspor rambut palsu tercatat 340,87 juta dolar AS. Pada Januari-Oktober 2016, ekspor mencapai 313,61 juta dolar AS. Ekspor rambut palsu memiliki peranan sebesar 0,29 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.

Adapun komposisi ekspor rambut palsu terdiri atas ekspor rambut palsu utuh dari bahan sintetik, jenggot, alis dan bulu mata palsu dari bahan sintetik, jenggot, alis, dan bulu mata palsu dari rambut manusia serta dari bahan lain.

Sebelumnya, Enggartiasto Lukita, menyatakan bahwa meskipun Trump menyatakan akan lebih memproteksi Amerika Serikat, masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia. "Amerika tidak mungkin menutup diri karena mereka perlu ekspor produk mereka ke Indonesia. Jika Amerika Serikat hanya berdiri sendiri, perputaran ekonomi sudah tidak mungkin terjadi," kata Enggartiasto dikutip dari laman yang sama.

Berdasarkan catatan, ada sedikit penurunan kinerja ekspor ke Amerika Serikat. Pada tahun 2014, ekspor sebanyak 16,53 miliar dolar AS dan turun tipis pada tahun 2015 menjadi 16,24 miliar dolar AS. Hingga November 2016, ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam itu sebesar 14,22 miliar dolar AS.

Keyakinan tersebut bukan hanya soal kinerja ekspor ke Amerika Serikat, melainkan kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan. Meski banyak dirundung ketidakpastian global, pemerintah tetap mendorong penyelesaian beberapa kerangka kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…