Belajar dari Kasus Euro - Mata Uang Tunggal, Bahayakan Ekonomi Asean

Jakarta – Mata uang tunggal Euro yang digunakan Masyarakat Ekonomi Eropa atau Uni Eropa (UE) terancam bubar. Negara-negara di Eropa tak mampu mempertahankan Euro akibat derasnya hantaman krisis ekonomi. Padahal, secara umum, kemampuan ekonomi negara-negara itu relatif tidak timpang. Sementara Asean yang ekonominya timpang, justru ngotot ingin memiliki mata uang bersama.

Menurut pengamat perbankan Farial Anwar, indikasi bubarnya mata uang tunggal Euro bisa menjadi contoh dan pelajaran yang sangat berharga bagi negara-negara di kawasan Asean, khususnya Indonesia.

“Meskipun berbagai negara yang bergabung di mata uang euro adalah negara-negara yang kondisi ekonominya relatif tidak timpang, namun masalah yang timbul dalam bidang fiskal di salah satu negara dapat mempunyai efek domino kepada negara lain,” katanya saat dihubungi NERACA, Selasa.

Farial menegaskan, Indonesia sebaiknya tidak terlalu terpukau dengan apa-apa yang dilakukan oleh negara atau sekelompok negara yang mengaku dirinya maju. “Mereka mengaku bisa  mengatur manajemen risiko, namun dalam kenyataannya sangat amburadul,” tuturnya.

Menurut dia, Indonesia tidak perlu mengikuti untuk membuat mata uang tunggal di Asean. “Kita jangan monkey see, monkey do. Sehingga apa yang dilakukan oleh negara lain yang membuat mata uang tunggal Eropa, lalu kita hendak menirunya dengan membuat mata uang tunggal Asean. Jangan pernah Indonesia mengikuti ke sana untuk bergabung dalam mata uang tunggal Asean,” tuturnya.

Kawasan Asean, imbuh Farial, memiliki kondisi ekonomi sangat beragam. Ada negara maju seperti Singapura dan Malaysia. Ada juga negara yang kondisi ekonominya relatif tertinggal seperti Laos, Kamboja, Timor Leste. Sementara kondisi ekonomi Indonesia nilai tukar rupiahnya masih volatil bisa kuat dalam sekejap ke Rp 8.500 per US$, dan tidak lama kemudian melemah menjadi Rp 9.000 per US$.

“Lupakan saja mata uang tunggal Asean. Rencana itu sangat tidak realistis. Indonesia akan menjadi negara yang sangat bodoh, dan nekat kalau bergabung dalam mata uang tunggal Asean,” tegasnya.

Ia mengatakan di Asia banyak negara yang stabil ekonominya seperti China dan India, yang tidak pernah berpikir untuk membuat mata uang tunggal. “Para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat banyak mengadakan pertemuan, tapi  mereka No Action Talk Only (NATO). Mereka saling cerca dan menyerang, tapi tidak ada langkah yang jelas untuk mengatasi krisis,” tandasnya.

Sementara itu, Aris Yunanto, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengungkap, mata uang tunggal ASEAN bakal sulit diterapkan. Salah satu kendalanya adalah negara lain tidak mau disetarakan dengan kondisi mata uang negara berkembang seperti Indonesia. “Misalnya Singapura, pasti tidak mau,” ungkap Aris.

Aris memaparkan, ekonomi Singapura yang lebih solid membuat nilai tukar mata uangnya stabil. Nilai tukar mata uang Singapura terhadap dolar AS juga lebih kuat dibanding rupiah. Begitu pula dengan suku bunga serta inflasi yang rendah. “Kalau disamakan (mata uangnya) pasti negara lain apalagi Singapura akan merasa keberatan sekali,” papar Aris.

Dia mengakui mata uang tunggal Asean sulit diwujudkan. Sebab, perbedaan sistem politik, ekonomi, dan budaya negara-negara anggota menjadi hambatan.

Senada dengan Aris dan Farial, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti secara tegas memaparkan, banyak kesalahan yang terjadi pada mata uang tunggal di Eropa.

Menurutnya, Euro sebagai mata uang tunggal mengandung sejumlah masalah. Pertama, adanya gap (kesenjangan) yang sangat besar antar negara-negara Eropa. Skala ekonomi Jerman atau Perancis, misalnya, sangat jauh dibanding Portugal. Kedua, negara-negara Eropa hanya punya satu kebijakan moneter, sementara kebijakan fiskal mereka independen. “Karena fiskal-nya berdiri sendiri-sendiri, maka tidak efisien. Negara seperti Yunani atau Portugal terbawa menjadi besar padahal mereka rapuh,” terang Destry.

Masalah yang lain, papar Destry, adalah dukungan politik dari masing-masing negara tidak penuh. “Artinya orientasi ekonomi antar negara berjalan sangat individual,” cetusnya.

Destry menyebut, ketiga faktor inilah yang membuat zona Euro hampir kolaps seperti sekarang ini. “Belajar dari pengalaman itu, saya kira Asean butuh waktu untuk menyatukan mata uangnya. Untuk sekarang atau beberapa tahun lagi, penyatuan mata uang Asean sangat riskan,” tutur Destry.

Kalau negara-negara Asean ingin merealisasikan mata uang tunggal, ungkap Destry, maka kedaulatan moneter dan fiskal harus jadi satu. Termasuk bank sentral harus satu. Misalnya soal kebijakan printing money. “Bisa jadi dampaknya akan bagus untuk negara satu, tapi buruk bagi negara yang lainnya karena kebijakan fiskal yang berbeda. Jadi tidak segampang itu bikin mata uang tunggal. Lebih baik, Asean fokus pada penyatuan pasar lewat Asean Economy Community dan konektivitas pasar Asean lainnya. Asean harus memperkuat penyatuan pasar dulu. Jangan fokus dulu pada currency-nya,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…