Perkakas Dapur Premium Kian Dipercaya Konsumen Dunia

NERACA

Waterloo – Produk-produk premium perkakas dan peralatan dapur yang diproduksi di Indonesia semakin diakui oleh konsumen internasional. Kualitas, higienitas dan tingkat presisi yang tinggi menjadi keunggulan kompetitif. Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan hal itu saat mengunjungi perusahan produsen perkakas memasak dan peralatan dapur Nayati di Waterloo, dekat Brussel, Belgia, Senin (4/4/), sebagimana dilansir dalam keterangan resmi.

“Industri ini termasuk industri yang memiliki kekhususan karena penggunanya utama meliputi jaringan hotel dan restoran. Ketika mampu memasarkan hingga ekspor, sudah pasti produk-produknya dipercaya oleh konsumen yang menerapkan standar tinggi,” katanya.

Industri peralatan dapur dan restoran diungkapkan Menteri, turut meningkatkan nilai tambah, menyerap tenaga kerja terlatih dan terdidik serta menambah devisa negara. Selain itu, berkontribusi memperkuat kepercayaan investor, pembeli dan pengguna pada produk nasional.

“Dengan paket-paket kebijakan ekonomi, kita berharap industri seperti ini terus berekspansi dan meningkatkan produksi seiring bisnis kuliner serta pariwisata global dan domestik yang berkembang pesat,” ulas Saleh yang didampingi Atase Perindustrian KBRI Brussel di Belgia, I Putu Juli Ardika dan Atase Perdagangan KBRI di Brussel, Olvy Andrianita. Di Indonesia, Nayati telah membangun pabrik pertama di kawasan industri Terboyo, Semarang dan beroperasi sejak tahun 1985, dua tahun setelah perusahan ini didirikan pada 1983.

Menurut CEO Nayati Michel Rozman, luas pabrik mencapai 17 ribu meter persegi dan mereka berencana membangun pabrik baru yang dapat melipatgandakan kapasitas produksi. Rentang produk Nayati terbilang lebar dari menyasar kelas premium. “Salah satu produk unggulan kami adalah peralatan memasak untuk teppayaki yang digunakan restoran Jepang di hotel-hotel berbintang penjuru dunia,” katanya.

Mereka juga menghasilkan perkakas memasak Chinese Serie, Oriental Serie, pasta station, kitchen block, fryer, tilting pan dan combi steamer. Nayati juga memproduksi lemari pendingin, glass cabinet dan kotak penyimpanan bahan makanan berkapasitas besar.

“Satu hal yang istimewa, konsumen kami yang merupakan hotel dan restoran menilai produk perkakas memasak dari Indonesia memiliki image atau citra yang tepercaya baik dari sisi mutu dan higienitas dibanding produk sejenis asal China,” paparnya sembari mengatakan unsur higienitas dan keamanan produk mendapat perhatian utama dari pengguna produk ini.

Dia merinci, jaringan hotel yang menggunakan produk Nayati antara lain Ritz Carlton, Hyatt, Novotel, JW Marriot dan Grand Sahid Jaya. Sementara itu restoran cepat saji ialah Pizza Hut, KFC, Dunkin Donuts, AW, BreadTalk dan lain-lain. Nayati sendiri mengekspor produknya ke sekitar 30 negara. Di Eropa negara tujuan ekspor seperti Perancis, Jerman, Belgia, Italia, Belanda, Swedia, Swiss dan Inggris.

Pada kesempatan lain, sebelumnya, diwartakan, bahwa pengembangan industri di Indonesia ditopang oleh sumber daya manusia yang andal dan mumpuni, termasuk dalam memacu industri kecil dan menengah. Kreativitas berbasis budaya tradisional dan penguasaan teknologi modern perlu ditopang oleh peran badan usaha ekonomi berorientasi mensejahterakan masyarakat.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin saat membuka Pameran Produk Unggulan “Koperasi Jasa Karya Nurani Rakyat” di Plaza Pameran Kementerian Perindustrian di Jakarta, belum lama ini.

“Di sinilah, keberadaan koperasi menjadi penting karena mempunyai sistem untuk mengembangkan dan mensejahterakan para anggotanya sehingga nilai tiap-tiap kreativitas dapat direalisasikan serta dikembangkan di berbagai sektor,” katanya.

Pembukaan pameran itu sekaligus peresmian Koperasi Jasa Karya Nurani Rakyat dan turut dihadiri Ketua Umum DPP Partai Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto. Pembangunan ekonomi melalui sektor koperasi, lanjut Menperin, dapat mempengaruhi sektor perekonomian nasional lainnya. Di antaranya, dapat menjadi lapangan usaha yang mandiri bagi jutaan orang yang berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya.

“Pemahaman tentang koperasi dapat merujuk dari mantan Wakil Presiden era Presiden Soekarno, yaitu Mohammad Hatta, mengartikan bahwa tujuan koperasi bukan hanya mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dengan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…