Perluas Akses Perdagangan Internasional - RI Bidik Pasar Makanan dan Minuman Korea Selatan

NERACA

Jakarta – Indonesia tengah membidik pasar makanan dan minuman serta kopi Korea Selatan karena peluang untuk produk-produk tersebut masih cukup menjanjikan dimana impor negara tersebut pada 2014 lalu mencapai 8,1 miliar dolar AS atau tumbuh 7,55 per tahun.

“Kita memiliki peluang cukup besar untuk merebut pangsa impor produk makanan olahan di Korea Selatan dan harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,” kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dikutip dari siaran pers yang dilansir Antara, kemarin.

Dengan impor Korea Selatan untuk makanan olahan pada 2014 mencapai 8,1 miliar dolar AS dan pertumbuhan 7,55 persen per tahun selama periode 2010-2014, negara-negara pemasok utama mereka adalah Amerika Serikat dengan pangsa 20,4 persen, Tiongkok 16,37 persen, Filipina 6,88 persen, Thailand 6,57 persen dan Australia 6,11 persen. Sementara Indonesia menduduki urutan ke 15 dengan pangsa 1,8 persen.

Tantangan untuk masuk ke dalam pasar makanan minuman Korea Selatan adalah pemerintah negara itu menerapkan standar tinggi dengan alasan keamanan pangan. “Eksportir makanan olahan Indonesia harus mengetahui dan mampu memenuhi persyaratan mulai dari bahan-bahan yang digunakan hingga proses pengolahan. Sementara untuk kopi sangat digemari masyarakat Korea Selatan. Kita perlu melakukan strategi khusus untuk lebih mempromosikan dan membentuk positioning kopi Indonesia di pasar Korea Selatan” ujar Thomas.

Hampir seluruh kopi di Korea Selatan berasal dari impor yang angkanya mencapai 5,26 juta dolar AS per tahun. Selain itu, sebanyak 53 persen orang dewasa di negara tersebut lebih memilih minuman kopi dibandingkan jenis minuman lainnya, seperti jus, minuman cokelat, susu, ataupun minuman ringan.

“Sekitar 90 persen kopi yang diimpor Korea Selatan adalah green beans yang memiliki harga relatif lebih murah dibandingkan kopi yang dihasilkan Indonesia. Namun demikian, Indonesia masih memiliki peluang memasarkan specialty coffee dan single-origin. Kebanyakan penikmat kopi di Korea Selatan belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut,” ujar Thomas.

Selain itu, untuk mendorong ekspor Indonesia ke Korea Selatan Thomas juga akan bertemu Chairman of Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) dan Chairman of Korea International Trade Association (KITA) guna mendiskusikan peluang kerja sama di bidang promosi perdagangan.

Salah satu cakupan kerja sama adalah fasilitasi para eksportir Indonesia dalam melakukan promosi di website KITA melalui layanan e-marketplace dan Global Business Matching Services (GBMS). “Kami berharap KOTRA dapat mendukung promosi produk Indonesia di pasar Korea Selatan, sekaligus mendorong perusahaan Korea Selatan berinvestasi di Indonesia,” ujar Thomas.

Menteri Perdagangan berkomitmen meningkatkan akses pasar dan investasi selama kunjungan ke Korea Selatan, salah satunya dengan melanjutkan perundingan “Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement”. “Perluasan akses pasar dilakukan dengan jalan melanjutkan perundingan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA) dan peningkatan promosi produk-produk Indonesia di pasar Korea Selatan,” kata Thomas.

Dalam kunjungan kali ini, Thomas akan bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan, Lee Kwan-sup, dan Chairman of Korea Development Bank (KDB) dan beberapa perusahaan Korea seperti POSCO dan Samsung Global Operations.

Thomas menambahkan, investasi Korea Selatan di Indonesia cukup besar dan menduduki peringkat ke-4 dengan nilai mencapai 6,82 miliar dolar AS. Sektor investasi terbesar di 2014 yaitu pertambangan, industri logam dasar, industri karet, dan industri kulit. Ke depan, investasi Korsel direncanakan akan terus meningkat.

“Kami sangat mengapresiasi komitmen para pengusaha Korea Selatan yang berencana melakukan dan meningkatkan investasinya di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, energi, serta industri besi dan petrokimia, seperti POSCO, Hyosung, Lotte Chemical, BK Energy, dan Hanwa,” ujar Thomas.

Total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan pada 2014 tercatat sebesar 22,47 miliar dolar AS. Sementara pada periode Januari-September 2015 mencapai 12,52 miliar dolar AS atau menurun sebesar 25,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar 16,90 miliar dolar AS.

Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia urutan ke-7 dengan share sebesar tiga persen dari total keseluruhan ekspor pada 2014. Ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan pada 2014 mencapai nilai 5,72 miliar dolar AS.

Nilai tersebut menurun 5,55 persen jika dibanding ekspor tahun 2013 yang tercatat sebesar 6,05 miliar dolar AS.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…