Kerja Keras Yakinkan Investor - Bisnis Tambang BUMI Terlilit Beban Utang

NERACA

Jakarta – Dahulu untung, kini buntung adalah gambaran yang tepat terhadap performance kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Pasalnya, besarnya beban utang yang dimiliki perseroan memberikan dampak signifikan terhadap perolehan pendapatan perseroan dan kondisi ini diperburuk dengan anjloknya harga komoditi dunia. Alhasil, bisnis pertambangan Grup Bakrie ini harus bejibaku untuk mempertahankan keberlangsungan usaha. Jangankan untuk untung, membalikkan harga saham perseroan yang saat di level terendah sebesar Rp 50 per lembar saham masih sangat berat.

Corporate Secretary dan Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dilep Srivastava bilang, rendahnya harga saham perseroan karena kesulitan membayar utang.”Poin utama anjloknya harga saham perseroan karena terbebani utang yang besar,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Masalah harga saham yang turun pun, jelas dia, tidak hanya karena sulit bayar utang. Namun, ditambah dengan harga batu bara di pasar dunia yang sekarang ini memang tengah menurun. Hal itu memukul berat kinerja perseroan. Alhasil, saham perseroan pun turun drastis. Meski begitu, Dilep meyakini, perseroan bisa membayar utangnya.

Per Agustus 2015, utang perseroan tembus angka US$ 3,98 miliar. Jika perseroan benar-benar berhasil membayar utangnya, maka berpengaruh positif terhadap pergerakan saham di pasar modal. "Kita akan restrukturisasi utang tersebut, bila proposal restrukturisasi disetujui, maka saham perseroan akan kembali membaik," tegas dia.

Lebih lanjut dia tidak menampik bila dahulu saham perseroan sempat menembus level Rp8.000 per saham. Meski dengan adanya pembayaran utang, namun saham perseroan masih tidak akan ke level tersebut. Paling tidak akan di atas Rp50 per saham. Sebagai informasi, dampak beban utang yang cukup besar, memaksa perseroan untuk ikat pinggang dengan menekankan efisiensi diberbagai lini dan termasuk mengurangi dana belanja modal atau capital expendicture (capex) di 2015 dan di 2016.

Direktur Keuangan Bumi Resources, Andrew Beckham mengatakan, ditengah lesunya kondisi perekonomian dalam negeri dan beban utang perseroan yang besar menjadi alasan perseroan untuk menahan ekspansi bisnis.”Fokus perseroan tersita pada kesuksesan restrukturisasi utang yang numpuk. Tahun ini hanya gunakan capex US$ 50 juta sampai dengan US$ 100 juta. Hanya untuk maintenance dan operasional," jelas ‎dia.

Menurutnya, penghematan yang dilakukan perseroan ini guna memastikan arus kas tetap berjalan dengan lancar. Karenanya, dirinya berharap agar proses restrukturisasi utang ini benar-benar dijalankan dan hasilnya sesuai dengan keinginan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, di tahun depan perseroan masih akan menahan laju ekspansi bisnisnya. Dana capex yang dianggarkan pun masih akan sama jumlahnya dengan dana capex di tahun ini. Hal itu terjadi lantaran harga batu bara masih belum tumbuh positif. "Kami acuan harga batu bara dunia dalam merancang ekspansi. Jika sama saja, mungkin dananya masih sama dengan tahun ini. Dana untuk tahun depan sekitar US$ 50-100 juta," ungkapnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…