Menanti Jurus Pemerintah Jinakkan Rupiah

NERACA

Jakarta – Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS terus melemah. Jika di awal 2015 nilai tukar rupiah berada di level Rp12.526 per US$, kini rupiah seakan tidak berdaya menghadapi persoalan di tengah meningkatnya perekonomian di Amerika Serikat, dan rencana The Fed akan menaikkan suku bunganya sehingga kini rupiah bertengger hampir menyentuh Rp13.500 per US$. Itu artinya dalam kurun waktu enam bulan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah Rp1.000.

Pelemahan rupiah ini justru disambut “enteng” oleh pemerintah. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyebut pelemahan rupiah masih dalam batas wajar di tengah kondisi global yang tidak pasti. “Selama penurunan masih dalam batas wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan‎. Sekarang saya pikir masih wajar, walaupun orang mengatakan nilai rupiah under value," ujarnya, pekan lalu.

Dia justru berdalih melemahnya rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal ‎seperti terkait dana talangan untuk Yunani dan kondisi perekonomian negeri Paman Sam yang membaik sehingga membuat dolar AS menjadi menguat. “Banyak faktor ketidakpastian, Yunani yang sudah dianggap selesai tetapi belum tuntas, juga Amerika ekonomi lebih baik, itu mempengaruhi terhadap pergerakan mata uang dunia,” tutur Sofyan.

Namun menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini, hingga kini belum ada niatan dari pemerintah untuk memperbaik hal itu (nilai tukar rupiah). Seharusnya, kata dia, sebagai penggerak perekonomian suatu negara maka pemerintah harus membuat kebijakan dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi Indonesia sehingga bisa menjadi lebih pasti lagi.

“Sekarang ini sebenarnya, kalau kami melihat dari struktur ekonomi sebenarnya tidak ada faktor yang bisa membuat kita lebih optimistis terhadap rupiah. Artinya dari struktur ekonomi ini belum ada yang membuat kita besok kira-kira rupiah akan bisa menguat," kata Hendri.

Pergerakan rupiah masih dikendalikan oleh faktor supply dan demand. Dicontohkannya, saat impor melambat rupiah mengalami penguatan, namun saat jatuh tempo pembayaran utang pemerintah, rupiah kembali terdepresiasi. Hendri menilai ini menjadi kelemahan Indonesia terutama dalam hal kepastian pengusaha dalam menjalankan bisnisnya yang saat ini sangat tegantung pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. ‎"Ini yang kami harap kepada pemerintah untuk memberikan sinyal bahwa akan ada perbaikan struktur ekonomi, sehingga penguatan rupiah bisa terlihat nyata," papar dia.

Kalangan dunia usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia justru merasa khawatir dengan kondisi tersebut. Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto, bahkan menyebut, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini telah membuat pengusaha rugi hingga 50%. “Kadin Indonesia sangat prihatin terhadap semakin lemahnya laju rupiah. Kondisi seperti ini sangat berdampak besar bagi para pengusaha yang akhirnya juga berdampak pada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karyawan," kata Suryo

Terlebih, kata Suryo, bagi pengusaha yang berorientasi pada bahan baku impor serta memiliki pinjaman dolar. kondisi itu menjadi kekhawatiran bagi para pengusaha. “Juga kita yang bergerak dalam bidang industri bahan baku impor. Belum lagi kita bayangkan betapa besarnya penambahan biaya impor-impor yang dilakukan pemerintah untuk BBM, bahan pokok dan makanan,” tuturnya.

Suryo pun meminta kepafa pemerintah untuk segera mengambil tindakan dan langkah nyata untuk mengatasi laju pelemahan rupiah yang semakin dalam. “Kita mengharapkan langkah-langkah yang lebih mantap dari pemerintah. Ini perlu betul-betul menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi agar keadaan tak semakin memburuk,” ujarnya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (28/7)bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp13.430 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.414 per US$. “Mata uang rupiah kembali bergerak melemah bersamaan dengan nilai tukar di kawasan Asia. Minimnya sentimen positif menjadi salah satu pemicu pelaku pasar uang di dalam negeri enggan mentransaksikan rupiah,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada. bari

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…