SUKU BUNGA BI RATE TETAP BERTAHAN 7,5% - Inflasi Juli Terendah dalam 5 Tahun

Jakarta – Pemerintah mengklaim inflasi selama Ramadan hingga menjelang Lebaran tahun ini merupakan yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir ini. Sementara Bank Indonesia tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5%, yang konsisten dalam 4 bulan terakhir.

NERACA

"Ini masih pertengahan bulan, tapi kalau melihat inflasi Juni ada indikasi bahwa inflasi Ramadhan dan Lebaran akan jadi yang mungkin terendah dalam lima tahun terakhir," ujar Menkeu Bambang PS Brodjonegoro kepada pers di Jakarta, awal pekan ini.

Meski Bambang mengaku belum mengetahui perkiraan inflasi pada Juli 2015, proyeksinya relatif rendah karena pemerintah telah menjaga agar harga tidak melambung tinggi, dengan merumuskan kebijakan pengendalian harga.

"Ini indikasinya berarti kita bisa mengendalikan selama Ramadhan dan Lebaran. Karena kebutuhan pangan jika tidak disertai demand memadai akan ada kenaikan harga. Bulan lalu, kita sudah lakukan operasi pasar," ujarnya.

Menkeu mengklaim upaya itu efektif untuk meredam inflasi, apalagi meskipun ada tren pelemahan konsumsi rumah tangga, namun biasanya masyarakat tetap berbelanja pada even Ramadhan dan Lebaran.

"Ramadhan dan Lebaran itu pola yang tidak biasa, artinya setiap Lebaran apapun kondisi ekonominya, selalu ada lonjakan permintaan. Artinya pemerintah mampu mengendalikan lonjakan permintaan yang sifatnya sesaat," jelasnya.

Dengan tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juni 2015 yang masih tercatat 0,96%, Menkeu pun menyakini laju inflasi pada akhir tahun berada pada perkiraan 4,0%-4,5% atau lebih rendah dari asumsi APBN-Perubahan 5,0%.

Sebelumnya, pada Juni 2015 tercatat inflasi sebesar 0,54% yang sebagian besar disumbangkan oleh naiknya komoditas bahan makanan, seperti cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras dan beras.

Sementara Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menambahkan pada periode Juli menjelang Lebaran, pemerintah harus menyiagakan pasokan lebih banyak untuk bahan makanan agar tidak terjadi inflasi tinggi.

"Cabai masih dominan, kemudian tepung terigu dan minyak goreng (mengalami harga tinggi pada Juli). Kalau (menjelang) lebaran, ayam dan sapi juga harus dijaga pasokannya meskipun pengadaannya tidak mudah," katanya.

Sasmito memprediksikan pada periode setelah Lebaran, ada kemungkinan inflasi mulai melandai, karena setelah itu masyarakat mulai mengerem konsumsinya, sehingga inflasi diperkirakan angkanya tidak jauh dari inflasi Juni 2015.

"Untungnya Lebaran berada ditengah bulan, karena setelah itu dampak inflasi mulai turun hingga akhir Juli. Mungkin tahun ajaran baru sedikit mendorong (inflasi), karena ada tarif uang sekolah serta tarif angkutan darat maupun udara," ujarnya.

Secara terpisah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan laju inflasi pada Juni 2014 berada pada kisaran 0,3% hingga 0,5% (month to month).

"Survei pemantauan harga sampai minggu ketiga, adalah 0,37%, tapi untuk keseluruhan Juni kemungkinan tidak lebih dari 0,5%,” katanya di Jakarta, Selasa.

Perry mengatakan laju inflasi Juni 2014 lebih rendah dari rata-rata historisnya, namun kemungkinan inflasi lebih tinggi masih bisa terjadi, karena harga beberapa bahan pangan mulai mengalami kenaikan.

"Memang kelihatan ada kenaikan harga terkait ayam, telur dan beras. Pak Menko (perekonomian) sudah berkomitmen untuk memastikan kelancaran pasokan dan distribusi menjelang puasa," katanya.

Dengan perkiraan inflasi Juni tersebut, Perry mengatakan laju inflasi year on year (yoy) hingga pertengahan tahun berada pada kisaran 6,6%-6,7%.  Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bahan makanan olahan menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada Mei 2014 sebesar 0,16%.

Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei tercatat mencapai 1,56 persen (mom) dan secara tahunan (yoy) mencapai 7,32 persen.

Pemerintah dalam APBN-Perubahan 2014 telah menetapkan asumsi makro untuk laju inflasi sebesar 5,3 persen, atau lebih rendah dari asumsi APBN sebesar 5,5%.

Inflasi Jakarta

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono mengatakan bahwa inflasi DKI pada Ramadan tahun ini merupakan yang terendah sepanjang empat tahun terakhir.

"Hingga Juni, inflasi di DKI Jakarta sebesar 0,35, angka ini adalah angka terendah sepanjang empat tahun terakhir," ujarnya pekan ini. Menurut dia, rendahnya angka tersebut karena Pemerintah Daerah berhasil melakukan operasi pasar besar-besaran sehingga harga kebutuhan sembako tidak melambung.

"Saya sangat mengapresiasi Gubernur DKI Jakarta yang telah berupaya untuk melakukan operasi pasar, sehingga tahun ini harga beras tidak naik sedikit pun, dan saya rasa hal ini patut dicontoh oleh daerah lain," ujarnya.

Namun dia mengharapkan, harga telur dan daging di DKI Jakarta dikendalikan lebih ketat lagi agar tidak terjadi inflasi yang besar. Inflasi Juli di DKI Jakarta juga tidak lebih dari angka 0,35%.

Menurut dia, ada tiga faktor utama yang menyebabkan inflasi di Jakarta seperti harga tanah yang selalu naik, dan menyebabkan ikut naiknya harga hunian, baik perumahan maupun harga kontrak.

"Naiknya harga listrik juga mempengaruhi naiknya harga hunian, hanya saja Pemprov tidak dapat mengendalikan harga listrik karena patokannya adalah BBM," kata dia.

Selain itu menurut Doni masyarkat Jakarta hampir sebagian besar pendapatannya dihabiskan untuk transportasi dan perumahan, dan penyebab terakhir adalah bahan makanan. Dia memperkirakan, inflasi keseluruhan pada semester dua ini sekitar 4,5%-4,9%.

Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di posisi 7,5%, yang merupakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin (14/7). Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing tetap pada level 8,0% dan 5,50%.

"Keputusan tersebut sejalan untuk menjaga agar inflasi berada dalam kisaran 4 plus minus 1 persen di 2015 dan 2016," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta,

Tirta menambahkan, BI juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…