Pemikiran Sempit Himbara Soal Bank Asing

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

Persamaan perbankan dan day care adalah jasa penitipan. Orang tua tidak akan menitipkan anaknya kepada maling anak. Krisis 1998, aset bank dibawa kabur oleh pengelola bank karena bobroknya bank milik pemerintah (termasuk yang sekarang menjadi Bank Mandiri).

Saat itu, bank asing justru selamat dari krisis tersebut. Mahathir Mohammad mengatakan bahwa Melayu mudah lupa. Saat ini di Indonesia hanya bank asing yang memiliki kemampuan meningkatkan modal, sementara pemerintah tidak memiliki kemauan untuk meningkatkan permodalan bank-bank milik pemerintah sebab takut dilusi.

Jika pemerintah menyadari masalah ini maka pemerintah tidak perlu alergi terhadap bank asing. Contoh yang paling gampang adalah Singapura dimana Singapura membuka masuknya bank asing tanpa batas kepemilikan karena diinterpolasikan untuk memberikan jasa kepuasan bagi masuknya human capital kelas dunia.

Jadi rencana Himbara untuk melindungi bank pemerintah dengan mematok kepemilikan asing hanya sebesar 40% adalah langkah bunuh diri untuk membonsai human capital di Indonesia. Himbara jelas berpikiran sangat sempit! Bukan hanya itu. Bank-bank asing dari negara maju justru menghidupkan sistem pembayaran di Singapura melalui pengumpulan tabungan di negara asal mereka (bukan di Singapura) namun mereka menggelontorkan kredit kepada sektor-sektor ekonomi strategis di Singapura seperti sektor bioteknologi serta sektor petrokima yang sangat sarat modal.

Pemikiran proteksi bagi bank milik pemerintah yang ada di Indonesia semakin membuktikan bahwa bank-bank tersebut memiliki komisaris, direksi dan manajemen yang secara relatif human capital-nya lebih rendah ketimbang eksekutif yang sama yang ada di bank milik pemerintah Singapura.

Dengan mencontoh Singapura, jika pemerintah Indonesia ingin memperbaiki kualitas human capital di Indonesia termasuk human capital di sektor perbankannya maka tak ada pilihan bahwa kehadiran bank-bank asing dengan kepemilikan modal 100% harus disambut dengan baik.

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…