Triwulan I 2015 - Laba Bersih Danamon Turun 21%

NERACA

Jakarta - Laba bersih PT Bank Danamon Tbk pada triwulan I-2015 mencapai Rp687 miliar, turun 21% (year on year / yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp875 miliar. Direktur Danamon, Vera Eve Lim mengatakan, penurunan laba bersih tersebut disebabkan perlambatan pertumbuhan kredit perseroan dan juga melambatnya pertumbuhan industri otomotif.

"Pertumbuhan pendapatan dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, perlambatan pertumbuhan kredit. Pertumbuhan danamon dibandingkan tahun lalu sebenarnya flat. Kedua, indutri otomotif agak melambat sehingga pertumbuhan Adira, anak perusahaan kami, juga melambat. Jadi perlambatan kredit cukup mempengaruhi pertumbuhan bunga," ujar Vera di Jakarta, Kamis (16/4).

Laba Danamon secara tahunan memang menurun, namun apabila dibandingkan dengan triwulan IV-2014, laba bersih mengalami perbaikan dari Rp498 miliar menjadi Rp687 miliar atau tumbuh 38%. Pertumbuhan kredit Danamon pada triwulan I-2015 sendiri mencapai Rp135,7 triliun, turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp163 triliun.

Pendapatan bunga bersih hanya naik tipis dari Rp3,425 triliun menjadi Rp3,43 triliun. Sedangkan pendapatan jasa turun 18% dibandingkan tahun sebelumnya dari Rp1,086 triliun menjadi Rp891 miliar. Untuk pendapatan operasional menjadi Rp4,321 triliun, turun empat persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,511 triliun.

Namun, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Regulatory Loan to Deposit Ratio / LDR) Danamon membaik menjadi 92,7% dibandingkan 94,1% tahun lalu. Giro dan tabungan (Current and Savings Account / CASA) tumbuh 15%, sehingga rasio CASA meningkat dari 42% di kuartal pertama tahun lalu menjadi 46% pada kuartal I 2015.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) Danamon tetap di level 18,8%. "Modal Danamon berada pada tingkat kecukupan dalam memenuhi persyaratan Basel III, dimana rasio loan-to-deposit yang sehat menunjukkan bahwa Danamon memiliki fondasi yang kokoh untuk semakin tumbuh di masa mendatang," paparnya.

Dalam hal kualitas aset, rasio kredit bermasalah (Gross Non-Performing Loans / NPL) berada pada posisi yang terjaga pada 2,5% pada akhir Maret 2015, sementara rasio biaya kredit berada pada posisi 3,3%.

"Penurunan biaya operasional sebesar tujuh persen dibandingkan tahun lalu menunjukkan disiplin pada pengelolaan pengeluaran operasional serta inisiatif Danamon untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, termasuk relokasi cabang dan penyesuaian sumber daya manusia yang, menghasilkan perbaikan dalam rasio biaya terhadap pendapatan (Cost Income Ratio / CIR) sebesar 1,9% dari 55,2% menjadi 53,3% dalam kuartal pertama tahun ini," tandas Vera. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…