Komoditas Pangan - Harga Daging Masih Mahal Akibat Ulah Importir?

NERACA

Jakarta – Harga daging di pasaran terbilang masih cukup tinggi yaitu dikisaran Rp100 ribu per kilogram. Hal ini mendapatkan perhatian dari Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. Pasalnya menurut dia, pemerintah telah melonggarkan impor sapi dalam rangka menurunkan harga. Namun kenyataannya adalah harga daging masih tinggi.

Menurut dia, masih mahalnya harga daging tersebut karena realisasi impor yang sudah dibebaskan belum sesuai permintaan dalam negeri. “Walaupun sudah dibuka bebas, mereka juga mengendalikan itu, para importirnya itu supaya harganya tinggi juga,” ucap Rusman di Jakarta, Kamis (19/6).

Rusman menilai bahwa harga daging sapi bisa saja jauh lebih rendah dibandingkan sekarang jika ada kesungguhan dari instansi terkait untuk menekan harga. Terlebih pemerintah telah memberikan kewenangan pembebasan impor kepada para importir yang ingin mendatangkan sapi. “Ditambah harga dari sana sudah murah,” kata Rusman.

Dia menambahkan, sebenarnya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah menetapkan patokan harga daging sapi yakni di level Rp68 per kg hingga Rp70 ribu per kg. “Seperti patokan Kemendag, itu enggak rendah kok. Kita mintanya Rp70 ribu per kg supaya tidak melukai peternak lokal,” tukasnya.

Harga Sapi Turun

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) mencatat bahwa terjadi penurunan harga daging sapi hidup selama sebulan terakhir dimana dari harga Rp 37.000-38.000/kg menjadi Rp 34.000/kg di perusahaan penggemuk sapi. Akan tetapi harga daging sapi di pasar tradisional masih tetap tinggi yaitu Rp 100.000/kg.

Dari data yang diperoleh melalui Kementerian Perdagangan, pada tanggal 10 Juni 2014 harga daging sapi rata-rata nasional sebesar Rp 97.733/kg, sedangkan harga daging sapi di Jakarta Rp 92.000/kg. Bila dibandingkan dengan harga sebulan yang lalu dengan harga Rp 97.600/kg tidak mengalami penurunan sama sekali.

“Harga sapi hidup sudah turun kok, tapi harga daging nggak turun, logikanya di mana. Kenyataannya harga daging masih stabil tinggi, harusnya turun, karena sapi hidup sudah turun jadi Rp 34.000 per kg, sebelumnya 37.000-38.000 ini sudah sebulan,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano.

Menurutnya faktor penyebanya adalah adanya pasokan jeroan impor yang membuat jeroan lokal menjadi tidak laku. Biasanya jeroan dijual dengan harga Rp 45.000-50.000/kg, karena adanya pasokan impor hanya dijual Rp 24.000/kg, sehingga penjual menaikkan harga daging untuk menutup kerugian. “Jadi jeroan lokal nggak laku. Akhirnya kerugian pedagang dikompensasikan dengan menaikkan harga daging,” katanya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga daging sapi, ayam, dan telur ayam mulai menunjukkan tren peningkatan. “Harga daging sapi mungkin mencapai puncaknya di kisaran Rp 110-120 ribu per kilogram. Tahun lalu harga tertinggi bisa mencapai Rp 140.000 per kilogram," kata Rahmat, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Menurut pria 40 tahun ini, harga tetelan sapi saat ini Rp 50-60 ribu per kilogram. Adapun harga daging sapi murni kualitas satu mencapai Rp 95 ribu per kilogram atau naik dibanding pekan sebelumnya yang berada di kisaran Rp 90 ribu per kilogram. Ia menjelaskan, daging sapi yang dia jual berasal dari penjagalan di daerah Cilangkap. Daging tersebut merupakan daging sapi bakalan yang diimpor dari Australia dan Selandia Baru. "Kenaikan harga ini biasanya permainan importir, karena saya tahu stok sapi bakalan impor sedang banyak," kata Rahmat.

Menurut data Kementerian Perdagangan pada Senin, 16 Juni 2014, harga rata-rata daging sapi di Jakarta yakni Rp 92 ribu per kilogram. Sedangkan harga rata-rata daging sapi nasional Rp 98.016 per kilogram. Kenaikan harga daging sapi di Pasar Induk Kramat Jati sudah berimbas di sejumlah pasar tradisional. Di Pasar Pondok Pinang, Jakarta Selatan, misalnya, harga daging sapi mencapai Rp 100 ribu per kilogram atau naik Rp 5 ribu per kilogram dibanding dua pekan lalu.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan stok daging sapi untuk kebutuhan puasa dan Lebaran aman. Bahkan stok diperkirakan aman hingga dua bulan setelah Lebaran. Menurut Bachrul, berdasarkan data hingga pekan ini, jumlah sapi bakalan sebanyak 145 ribu ekor, siap potong 18.929 ekor, sedangkan sapi lokal 3.037 ekor. "Pasokan sapi bakalan bahkan bisa bertambah hingga 99 ribu ekor dari impor," katanya.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…