Harga Daging Belum Turun - Sapi Impor Belum Semua Dipotong

NERACA

 

Jakarta – Harga daging masih belum kunjung turun. Hingga saat ini, harga daging masih bertengger dikisaran Rp100 ribu per kilogram. Pemerintah pun mengambil respon cepat yaitu dengan membuka kran impor sapi. Sampai dengan akhir tahun, Indonesia akan kedatangan 75 ribu ekor sapi siap potong. Hal itu dilakukan untuk menurunkan harga daging, akan tetapi harga masih cukup tinggi.

Namun demikian, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengungkapkan bahwa belum semua sapi impor masuk ke Indonesia dan belum semua sapi-sapi tersebut dipotong. Dari total izin impor sebanyak 75 ribu ekor, yang masuk ke dalam negeri baru 36 ribu. Selain itu, sapi yang dipotong baru 6.600 ekor.

“Ini yang agak tertahan sehingga harga daging belum turun. Nah ini akan kita minta untuk mem-push agar sampai akhir bulan bertambah lagi. Kekurangan inilah yang kira-kira menyebabkan harga belum bisa turun. Nah ini yang kita push,” ungkap Bachrul di Kementerian Perdagangan, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Guna menurunkan harga daging, pihaknya meminta kepada para importir untuk segera memotong sapi yang telah masuk ke dalam negeri. Sementara itu, pemerintah juga memastikan akan terus menambah impor sapi untuk menambah pasokan. Dikatakan sampai akhir bulan ini, impor sapi akan bertambah dari 16 ribu ekor menjadi 24 ribu ekor.

Selain itu, dia meminta importir melakukan pengawasan terhadap Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang bertugas memotong dan menyuplai daging-daging tersebut ke pasar. Bila hal tersebut berjalan lancar akan bisa menstabilkan harga daging di pasar.

“Kemarin kita sudah rapat dengan yang besar-besar (importir) untuk memantau RPH. Mereka juga enggak boleh angkat tangan untuk menstabilitaskan harga, komitmen mereka ingin membantu juga dan ada exercise kontrol untuk mengambil keuntungan yang wajar,” tandas dia.

Harga daging yang masih tinggi diamini oleh Asosiasi Pedagang Pasar (APP). Ketua APP Ngadiran mengatakan harga daging yang saat ini masih melambung tinggi bukti ketidakmampuan pemerintah dalam menstabilkan harga. Padahal, pemerintah telah memberlakukan kebijakan impor. “Yang saat ini terjadi bukan karena kami tidak mengusahakan agar daging tersebut turun. Ini juga disebabkan adanya permainan kartel. Ini tanggung jawab pemerintah seharusnya,” ujar dia.

Pemerintah sebetulnya sudah berjanji akan menurunkan harga daging sapi pasca Lebaran Idul Adha. Kenyataannya hingga saat ini harga tak jua turun. “Menteri kan sudah berjanji harga daging turun sampai sekitar Rp 65.000 sampai Rp 70.000. Nyatanya sudah hampir setahun belakangan ini, harga komoditas itu masih tetap melambung tinggi, yakni sekitar Rp 95.000 bahkan Rp 110.000 per kilo,” kata Ngadiran.

Ngadiran menegaskan praktik kartel daging ini sudah merugikan semua pihak. Pasalnya, selisih harga ideal dan jual saat ini sangat tinggi. “Jika harga stabil itu kisarannya Rp 70.000 sampai Rp 75.000 per kilo, berarti selisihnya cukup besar. Bayangkan jika di kalikan ribuan ton, siapa yang menikmati, rakyat atau bukan,” tambahnya.

Harga Normal

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring, mengatakan penambahan izin impor 100 ribu ekor sapi bakalan oleh Kementerian Perdagangan yang baru saja diterbitkan belum mampu menstabilkan harga sapi dalam waktu dekat. Menurut dia, dampak dari penambahan izin impor sapi baru akan tampak pada akhir tahun atau Desember 2013.

“Sapi maupun daging yang diimpor ini kan belum ada yang sampai apalagi dijual. Jadi jangan berharap dampaknya terasa dalam waktu dekat. Paling pertengahan bulan depan baru sampai. Orang hanya berpikir sudah relaksasi artinya aman. Tapi, untuk sampai kan butuh waktu, misalnya untuk kapal. Kapal kan tidak bisa langsung siap,” katanya.

Menurut dia, jika sapi siap potong atau sapi bakalan impor baru sampai pada pertengahan November maka harga baru akan stabil atau berada di bawah Rp 89.900 per kilogram. Ia memperkirakan pada Desember semua daging sapi atau sapi milik importir baru akan sampai dan terkumpul semua. Karena itu, menurut dia, pada Desember 2013, Indonesia akan kebanjiran sapi atau daging sapi impor. “Kemungkinan bisa mencapai Rp 75 ribu per kilogram. Saya duga Desember kita akan banyak kebanjiran daging,” katanya.

Mahalnya harga daging, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI) Noverdi Bross mengungkapkan bila di negara lain, harga daging sapi lebih murah dibanding dengan ikan. Di Indonesia harga daging sapi malah termahal di dunia. Pasalnya, mahalnya daging sapi di Indonesia disebabkan oleh belantik atau pedagang perantara.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…