PR Obama


Oleh: Cundoko Aprilianto
Wartawan Harian Ekonomi NERACA

Tadi malam Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilantik untuk menduduki masa jabatannya yang kedua. Kemenangan Obama pada pemilihan presiden akhir tahun lalu menunjukkan masih percayanya rakyat AS pada kepemimpinannya.

Ketika Obama menjadi presiden AS, negara itu sedang dirundung krisis ekonomi parah. Jadi bisa dikatakan, tugas Obama adalah mencuci piring kotor yang ditinggalkan pendahulunya. Itu adalah tugas berat Obama di tengah menggunungnya utang AS, lesunya pertumbuhan, dan tingginya angka pengangguran.

Namun dalam wawancara dengan CBS saat masa jabatan pertama Obama tinggal setengah tahun lagi, dia mengklaim bahwa prestasinya yang paling dia banggakan adalah keberhasilannya menstabilkan
ekonomi AS, bukan disahkannya UU reformasi perawatan kesehatan. Menurut Obama, dia berhasil menghindarkan negara tersebut dari depresi besar. Saat itu banyak warga AS yang mencemoohnya. Menurut mereka, tak satupun warga AS yang mengalami stabilitas ekonomi.

Angka pengangguran dan utang nasional terus naik sementara harga rumah berada di level terendah dalam 10 tahun, dan penjualan ritel juga turun. Belum lagi, makin banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, defisit tidak berkurang, tidak ada kemandirian energi, hingga korupsi di pemerintahan. Selain itu, kata mereka, selama 3 tahun pemerintahan Obama, belanja yang dihabiskan setara dengan 8 tahun belanja pemerintahan George Bush. 

Bahkan yang sinis berkata, Obama bagaikan kapten Titanic, yang begitu kapal ini menyentuh dasar laut, dia berkata: kapalnya sudah stabil.

Utang AS juga bakal terus naik. Seminggu sebelum memulai masa jabatan keduanya, Obama mendesak Kongres untuk menaikkan plafon utang negara demi mencegah penurunan kepercayaan
investor dan tergelincirnya pemulihan ekonomi. Pemerintah AS mencapai batas utang US$ 16,4 triliun pada 31 Desember 2012.

Gubernur Federal Reserve (Bank Sentral) AS Ben Bernanke juga mendesak Kongres untuk menaikkan batas pinjaman negara demi menghindari kegagalan yang berpotensi bencana.

Berita bagusnya, sampai dengan Desember 2012, angka pengangguran di AS sudah di bawah 7,7% berkat banyaknya lapangan pekerjaan baru di bidang manufaktur, konstruksi dan layanan kesehatan. Tapi para pakar ekonomi mengatakan bahwa AS harus bisa menurunkannya ke tingkat yang sehat sebesar 6-6,5%.

Pada bulan yang sama, penjualan ritel naik 0,5%dibanding bulan sebelumnya, merupakan kenaikan tertinggi dalam tiga bulan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan sehingga para mitra dagang boleh sedikit bernafas lega. 

Meski demikian, utang AS yang masih sangat tinggi itu menyimpan bom waktu. Jadi, pemerintahan AS sendiri tengah menghadapi buah simalakama. Jika utang dinaikkan, risikonya adalah beban negara yang makin besar. Namun jika tidak, diperkirakan segala macam tunjangan bagi warganya akan menghadapi risiko, ekonomi dalam bahaya, belum lagi turunnya kepercayaan investor. 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…