Kiara Tolak Rencana Mendag Barter Ikan RI Dengan Beras Thailand

NERACA

 

Jakarta  - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menolak rencana Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk tukar guling ikan Indonesia dengan beras asal Thailand. Sebelumnya Gita mengaku siap barter ikan dengan beras asal Thailand, karena Negeri Gajah Putih dianggap salah satu negara yang sangat peduli terhadap penyediaan beras di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kiara M. Riza Damanik mengungkapkan tiga alasan penolakan tersebut. Pertama, faktanya konsumsi ikan RI terus meningkat hingga lebih 30 kg/kapita/tahun. Kedua, faktanya volume produksi ikan RI belum aman, hal ini ditandai meningkatnya impor ikan. Pada 2010 lebih dari 300 ribu ton, 2011 lebih 400 ribu ton, dan kuartal I-2012 sudah lebih 20 ribu ton.

“Ketiga status sumberdaya ikan Indonesia sudah pada ambang ketidakberlanjutan. Jika dibiarkan himpitan ekonomi nelayan kian parah,” ungkap Riza lewat pesan singkat kepada Neraca, Senin (23/7).

Penolakan Kiara ini tak lepas sikap pemerintah dalam hal ini Kemendag yang bakal serius melakukan perdagangan sistem barter dengan Thailand, terkait dengan rencana menukar ikan dengan beras. " Thailand konsep kedepannya mereka harus trade rice to fish (tukar beras dengan ikan). Mereka ke depan sangat butuh ikan kita dan kita butuh beras mereka," tegas Gita, pekan lalu.

Kendati begitu, lanjut Gita, pihaknya tidak mau terus bergantung pada impor beras. Menurut dia, rencana barter tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Jika kita tidak bisa memaksimalkan produksi beras di dalam negeri, maka pola konsumsi kita yang masih 140 kg/orang/tahun kebutuhan beras harus kita penuhi dengan importasi," tambahnya.

Di lain pihak, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyadari, badai krisis finansial yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) niscaya bakal memukul kinerja ekspor produk perikanan nasional sepanjang tahun ini. Apalagi AS dan UE adalah pasar tradisional bagi produk perikanan Indonesia.

Itulah sebabnya, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP berupaya memperkuat pasar ikan dalam negeri dengan cara meningkatkan konsumsi dan mendorong peningkatan citra produk perikanan lokal.

Direktur Jenderal P2HP KKP Saut Parulian Hutagalung menjelaskan, pihaknya kini tengah fokus menggarap pasar domestik untuk menyiasati pelemahan ekspor seiring krisis global yang tak kunjung pulih. “Jadi kita memang sekarang ini lebih mengintensifkan bagaimana kita mempromosikan konsumsi ikan. Terutama dalam memperkuat pasar dalam negeri. Sering kita bilang bahwa pasar dalam negeri kita nomor duakan. Tapi tumpuan kita hanya pasar dalam negeri. Promosi dalam negeri kita tingkatkan. Lebih gencar. Bagaimana meningkatkan citra perikanan dan ikan yang sehat. Kita perkenalkan kepada masyarakat,” kata Saut.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…