Perlu Dukungan Pembiayaan - Pengusaha Daerah Berpotensi Sumbang Pertumbuhan Ekspor

NERACA

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Di tingkat daerah, potensi demikian beragam mulai dari perkembangan pariwisata, pertanian hingga industri yang bahkan bisa berorientasi untuk ekspor.

“Potensi ekspor komoditas di daerah oleh pelaku usaha daerah yang berorientasi ekspor apabila didukung pembiayaannya oleh lembaga keuangan, akan dapat meningkatkan peran pengusaha lokal di pasar nasional dan pasar internasional yang pada akhirnya mampu menambah potensi pendapatan negara,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P. Roeslani melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, Kamis (7/6).

Untuk itu, kata Rosan, perlu diadakan suatu program nasional guna mengembangkan potensi daerah dengan menggalakkan ekspor daerah. Aktivitas seperti itu diharapkan  mampu meningkatkan kapasitas pengusaha daerah dan mengurangi angka pengangguran. “Masing-masing daerah memiliki keunggulannya. Masa depan Indonesia ada di daerah dan pemerintah daerah juga harus menyadari dan mempraktekkan pentingnya kebijakan daerah yang business friendly,” katanya.

Akses Pembiayaan

Secara terpisah, Ketua Komite Tetap Bidang Modal Ventura dan Alternatif Pembiayaan Kadin Safari Azis mengatakan, untuk memudahkan akses pembiayaan serta memperoleh akses pasar untuk melakukan ekspor, pengusaha kecil yang baru akan memulai ekspor dapat bekerja sama dengan eksportir lokal yang mempunyai produk sejenis.

Pemerintah, lanjut Safari, saat ini harus terus merangsang  agar ekspor tidak hanya tergantung pada produk alam seperti sektor migas dan pertambangan yang akan dapat habis dan tidak dapat diperbaharui, tetapi meningkatkan ekspor yang berasal dari produk olahan yang mempunyai nilai tambah, seperti produk-produk dari sektor agrobisnis, industri kreatif dan lain-lain.

Safari menyesalkan, kondisi yang ditemui sekarang ini produk-produk dari lembaga keuangan termasuk bank komersial belum seluruhnya dapat dipergunakan secara optimal dan tidak sepenuhnya bisa diharapkan untuk menyelesaikan persoalan ini. ”Memang diperlukan sumber pembiayaan lain yang bersifat penjaminan dari lembaga pembiayaan  seperti dari asuransi ekspor Indonesia yang bisa menjadi salah satu pilihan,” ujar Safari di sela-sela acara Klinik Bisnis di Bali, kemarin.

Menurut dia, daerah dengan potensi yang besar bisa melakukan inovasi-inovasi  untuk melakukan ekspor. ”Hanya saja, inovasi itu membutuhkan pembiayaan,” lanjut Safari. Dia menjelaskan, bahwa saat ini terdapat 122 produk inovasi potensi ekspor asal Indonesia telah bisa memenuhi empat kriteria yang disebut sebagai produk inovasi. Adapun yang menjadi Kriteria tersebut antara lain pertama, merupakan hasil temuan murni. Kedua, sumber daya manusia dan bahannya harus ada di Indonesia dan ketiga, mempunyai potensi market dan memiliki nilai tambah.

Untuk memanfaatkan potensi yang besar dengan berbagai produk inovasinya, Kadin Indonesia bekerja sama dengan Kadin Provinsi, Kemeterian Perdagangan dan Kementerian Dalam Negeri dan PT ASEI (Asuransi Ekspor Indonesia) melaksanakan kegiatan Klinik Bisnis dengan melakukan Roadshow ke 33 provinsi di Indonesia.

“Bali merupakan provinsi ke ketiga setelah sebelumnya dilakukan di Jakarta dan Gorontalo. Semoga dengan Klinik Bisnis ini tidak hanya memberikan pembekalan tentang prosedur ekspor-impor saja, tetapi juga bantuan permodalan maupun penjaminan proyek, serta melatih dan dapat dijadikan promosi tersendiri bagi pengusaha daerah,” pungkas Safari.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…