Ekonomi Eropa "Remuk", Diversifikasi Pasar Ekspor Harus Dipercepat

NERACA

 

Jakarta - Perekonomian global mengalami perlambatan akibat krisis Eropa yang belum kunjung selesai dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang belum pulih sepenuhnya. Hampir dapat dipastikan, krisis yang melanda Eropa tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan ekonomi yang cukup erat dan kuat dengan negara-negara Eropa akan terkena dampaknya.

Dalam upaya penghematan yang mau tidak mau harus dilaksanakan Eropa dapat berdampak pada produk buatan Indonesia, besar kemungkinan akan makin sulit memasuki pasar Eropa atau besar kemungkinan akan terjadi perlambatan pada pertumbuhan volume perdagangan dengan Eropa. Dalam situasi seperti ini, solusi yang paling tepat bagi Indonesia adalah melakukan diversifikasi pasar ekspor.

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan diperlukan suatu mediasi untuk berkomunikasi antar pemangku kepentingan agar dapat mengidentifikasi peluang pertumbuhan interregional trade, serta mengatasi hambatan perdagangan dengan tepat dan efektif agar dapat menciptakan hubungan perdagangan global yang semakin kompetitif.

Perdagangan Global

Dia berharap dengan World Export Development Forum (WEDF) 2012 yang akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober, dapat memfasilitasi dalam membahas hubungan perdagangan global.  “Selain itu, bertujuan untuk mendukung komitmen pemerintah dan private sector dalam memfasilitasi interregional trade dan mempertemukan para pelaku usaha dari berbagai negara dengan tujuan menciptakan transaksi bisnis,” ujar Gusmardi di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (6/6).

Melalui WEDF, diharapkan dapat menghasilkan output mengenai bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekspor global melalui peningkatan daya saing, serta teridentifikasinya hambatan perdagangan yang akan dihadapi oleh negara-negara berkembang dan emerging economies.

Menurut Gusmardi, penyelenggaraan WEDF tersebut sangat strategis dan tepat waktu, mengingat kondisi perekonomian negara-negara maju yang selama ini menjadi negara tujuan ekspor utama dari negara-negara berkembang belum pulih sepenuhnya, bahkan menunjukkan penurunan yang semakin mengkhawatirkan.

“WEDF 2012 dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan hubungan dagang antara negara-negara berkembang terutama negara-negara yang termasuk dalam kerjasama selatan-selatan,” tambahnya.

Sesuai dengan data dari Trademap-International Trade Center, total nilai ekspor negara-negara yang tergabung dalam G77 atau yang dapat dikelompokkan sebagai negara-negara bagian selatan ke dunia untuk tahun 2011 mencapai US$3,7 trilliun, dengan tren positif sebesar 0,26% (periode 2007-2011). Sementara nilai impor dari dunia pada periode yang sama tercatat sebesar US$3,5 trilliun.

Berdasarkan tren perdagangan global saat ini, WEDF 2012 akan membahas cara memanfaatkan potensi integrasi perdagangan tanpa mengesampingkan situasi perekonomian dan perdagangan global, serta membangun supply chains baru dengan tujuan mendapat output yang lebih positif, termasuk penciptaan jejaring usaha di tingkat regional.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…