Anggota APEC Terus Tingkatkan Kerjasama Perdagangan dan Investasi

 

NERACA

 

Jakarta - Beberapa isu strategis seperti dukungan terhadap WTO (World Trade Organization), integrasi ekonomi regional, pengembangan konektivitas dan inovasi, penyederhanaan regulasi, fasilitasi perdagangan dan investasi, ketahanan pangan dan energi dari aspek perdagangan dan investasi, reformasi struktural (termasuk reformasi peraturan), pertumbuhan berbasis inovasi yang bertumpu pada pengembangan sumber daya manusia, dan pertumbuhan yang berkelanjutan atau sustainable growth kini terus digalang anggota APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) untuk peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik.

Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Bayu Krisnamurthi mengatakan di tengah situasi perekonomian dunia yang kurang menggembirakan ini, APEC akan menghadapi ujian apakah kerjasama di antara 21 ekonomi Asia-Pasifik ini kredibel di mata para pemangku kepentingannya dan dapat mengambil peran kunci untuk mempertahankan tingkat perdagangan regional pada saat pasar dunia terus mengalami kontraksi.

“Sukses APEC selama ini terutama adalah dalam hal fasilitasi perdagangan dan investasi, sementara program liberalisasi lebih bersifat voluntary dan tidak mengikat secara hukum sesuai dengan prinsip dasar APEC itu sendiri. Oleh karena itu, pembahasan mengenai daftar environmental goods untuk diliberalisasikan tarifnya menjadi maksimum 5% pada 2015 sesuai arahan para Pemimpin APEC di Honolulu tahun lalu, dan tetap akan ditempatkan dalam kerangka voluntarism APEC,” ujar Bayu saat menghadiri pertemuan tahunan anggota APEC di Kota Kazan, Rusia, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Neraca, Senin (4/6).

Hindari Proteksionis

Meskipun telah dimaklumi bahwa Perundingan Putaran Doha belum dapat diselesaikan dalam waktu dekat ini, sekurangnya para Menteri dan Dirjen WTO akan membahas pelaksanaan komitmen anggota WTO untuk tidak menerapkan kebijakan proteksionis terutama di saat dunia menghadapi kemungkinan krisis ekonomi sebagai dampak krisis hutang di zona Euro.

Lebih lanjut, Bayu mengatakan bahwa Indonesia harus dapat memetik manfaat dari kerjasama APEC ini terutama dari aspek fasilitasi dan proses pembelajaran international best practices. Tahun 2011, ekspor Indonesia ke ekonomi-ekonomi APEC mencapai US$149,89 miliar atau 73,6% dari total ekspor Indonesia.

Adapun pertumbuhan ekspor Indonesia pada kuartal pertama tahun 2012 mencapai 6,69% (y-o-y). Sedangkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke ekonomi-ekonomi APEC dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebesar 14%. Disamping itu, sebagai forum kerjasama regional yang menganut prinsip sukarela dan mengakui adanya perbedaan tingkat pembangunan para anggotanya, APEC dapat dipandang sebagai forum mini-dialog antara Utara dan Selatan untuk saling memahami aspirasi dan tantangan berbeda yang dihadapi oleh para anggotanya.

Dalam konteks ini, Bayu menggarisbawahi bahwa program kerjasama ekonomi dan teknik serta capacity building dalam APEC perlu mendapatkan penekanan baru, lebih-lebih di tengah ancaman krisis keuangan dunia saat ini yang menuntut APEC untuk dapat berperan mengimbanginya.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…