Selama Januari-Februari 2012 - Ekspor Ban "Kempes" Hingga 7,4%

NERACA

 

Jakarta – Ekspor ban dalam negeri mengalami penurunan yang cukup signifikan dari data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI). Ekspor ban Indonesia sepanjang Januari-Februari 2012 “kempes” alias anjlok sebesar 7,4% atau 445.497 unit menjadi 5,57 juta unit dibandingkan periode sama 2011 yang tercatat 6,02 juta unit.

APBI mencatat, tonase ekspor selama Januari-Februari 2012 terpangkas 4,87 kilogram (kg) menjadi 51,73 kg dibandingkan periode sama 2011 yang mencapai 56,61 juta kg. Secara nilai, ekspor ban selama dua bulan pertama 2012 mencapai US$ 229,93 juta atau naik US$ 19,23 juta dibandingkan periode sama 2011 yang senilai US$ 210,69 juta.

Menurut Ketua Umum APBI Aziz Pane mengatakan, penurunan disebabkan oleh perlambatan ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS)."Kondisi ini sebagai ekses krisis di AS dan Eropa. Daya serap pasar rendah. Ekspor yang lesu menyebabkan daya beli di dalam negeri menurun," kata Aziz  Pane saat dihubungi Neraca, Senin (28/5).

Lebih jauh lagi Aziz memaparkan tidak hanya ekspor yang melemah, penjualan ban dalam negeri juga ikut menurun sepanjang Januari-Februari 2012 anjlok 4,8% menjadi 8,24 juta unit dibandingkan periode sama 2011 yang tercatat 8,66 juta unit.

Dia mencatat, penjualan ban mobil di segmen original equipment (OE) naik 22,9% menjadi 850.900 unit pada Januari 2012. Periode sama tahun 2011 tercatat 692.117 unit. Sedangkan, dalam periode tersebut tahun 2012, penjualan di segmen replacement terpangkas hingga 6,7% menjadi 1.823.968 unit dibandingkan dua bulan pertama tahun 2011 yang mencapai 1.955.573 unit.

"Salah satu segmen penggerak penjualan ban nasional adalah di sektor pertanian. Namun, ekspor melemah. Ditambah, banjir di Sumatera. Menyebabkan, penjualan ban untuk light truck juga rendah. Daya serap pasar melemah," papar Aziz.

Selain itu, data APBI menunjukkan, penurunan penjualan di pasar dalam negeri bakal segera diakhir setelah 2012. "Kami mengharapkan, pasar akan mengalami perbaikan setelah  2012. Atau, setidaknya pada semester II setelah tahun ajaran baru sekolah. Namun, kita menghadapi tantangan terkait kenaikan besaran DP (down payment) 30%. Tentu, akan berdampak ke pasar," kata Aziz.

Aziz juga memaparkan aturan DP 30% tersebut sudah pasti ikut memberikan imbas penjualan ban untuk dalam negeri,pasalnya masyarakat pasti menunda untuk membeli mobil pada tahun ini. Senada dengan Aziz, menurut Ketua Gaikindo, Sudirman Maman Rusdi, kebijakan baru Bank Indonesia (BI) menyangkut batasan minimal uang muka  kredit kendaraan bermotor 25 - 30 % dinilai lebih serius menekan penjualan otomotif ketimbang pengaturan BBM bersubsidi yang akan diterapkan pemerintah.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…