Pasar Properti Penuh Tantangan - BTN Optimis Masih Ada Peluang Tumbuh 2020

NERACA

Jakarta – Tahun depan, industri properti masih menemui tantangan seiring dengan ancaman perlambatan ekonomi nasional dan resesi ekonomi di tingkat global. Kendati begitu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melihat peluang pertumbuhan pembiayaan masih terbuka lebar di 2020.

Peluang ini terkait dengan bergulirnya sejumlah insentif yang diberikan pemerintah, mulai dari kuota bantuan pembiayaan perumahan, insentif perpajakan hingga penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan pelonggaran Loan to Value atau LTV yang meringankan uang muka yang wajib disetor konsumen untuk mengakses KPR.

Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nixon L.P Napitupulu mengatakan, perbankan pada umumnya bersikap lebih hati-hati dalam menghadapi tahun 2020 karena masih ada tantangan likuiditas dan tekanan dari kredit bermasalah sehingga laju pertumbuhan kredit termasuk untuk sektor properti diproyeksikan hanya akan tumbuh single digit.”Pertumbuhan kredit properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi maupun non subsidi, serta kredit agunan rumah dan kredit pembangunan rumah akan tumbuh single digit karena sejumlah faktor, diantaranya anggaran pemerintah untuk subsidi perumahan yang terbatas,”ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa(10/12).

Disampaikan Nixon, pembiayaan perumahan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penyediaan perumahan. Dimana saat ini APBN memberikan porsi yang tidak banyak atau kurang dari 2% jadi pertumbuhan KPR subsidi sangat terkatrol dengan APBN namun ke depan, kehadiran BP Tabungan Perumahan Rakyat bisa menjadi harapan bagi industri properti.

Berdasarkan catatan Bank BTN, sejak tahun 2015 ketika program tersebut bergulir, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan untuk sekitar 3,10 juta unit, baik berbentuk KPR subsidi maupun non subsidi. Kendati pertumbuhan KPR subsidi akan berkontraksi, Nixon menilai peluang KPR untuk tetap tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit masih sangat besar khususnya di segmen KPR Non Subsidi.

Pada ceruk ini, KPR non subsidi bisa tumbuh di kisaran 10-12% atau menyamai pertumbuhan kredit secara umum yang dipatok oleh Bank Indonesia pada tahun 2020 karena banyak faktor yang mendukung. Nixon menuturkan, ada empat faktor utama yang memengaruhi yakni, pertama, tumbuhnya kelas emerging affluent, yang diperkirakan mencapai kurang lebih 125 juta orang pada tahun 2020 dan memiliki daya beli yang besar. Dimana mayoritasnya diprediksi adalah generasi milenial.

Kedua, penerapan pelonggaran LTV oleh BI yang berlaku mulai Desember 2020 kemungkinan akan berdampak pada tahun 2020. Ketiga akan selesainya proyek-proyek infrastruktur khususnya yang terkait transportasi yang akan meningkatkan permintaan perumahan di kawasan Transit Oriented Development atau TOD.

Sementara faktor yang terakhir adalah insentif perpajakan yang diberikan Kementerian Keuangan terkait pajak pertambahan nilai atau PPN. Insentif tersebut adalah peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana sesuai daerahnya, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, peningkatan batasan hunian mewah yang dikenakan PPh dan PPnBM dari Rp 5 miliar atau Rp 10 miliar menjadi Rp 30 miliar dan penurunan tarif PPh Pasal 22 atas hunian mewah dari tarif 5% menjadi 1% serta, simplifikasi prosedur PPh penjualan tanah atau bangunan dari 15 hari menjadi 3 hari.

BERITA TERKAIT

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…