Kalbe Farma Cetak Penjualan Rp 11,18 Triliun

NERACA

Jakarta – Semester pertama 2019, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memperoleh penjualan bersih senilai Rp11,18 triliun atau naik 7,69% secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp10,38 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta,kemarin.

Sementara itu, beban pokok penjualan naik 11,42% dari Rp5,38 triliun menjadi Rp6 triliun. Sehingga, perseroan menghasilkan laba kotor senilai Rp5,18 triliun atau tumbuh 3,66% secara tahunan. Adapun laba operasional tumbuh 3,53% menjadi Rp1,69 triliun dari sebelumnya Rp1,63 triliun. Marjin laba operasional stabil di level 15,1% pada semester I/2019, dari posisi 15,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan demikian, perseroan mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,26 triliun pada semester I/2019, naik 3,48% dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp1,22 triliun. Di sisi lain, aset perseroan tercatat senilai Rp18,81 triliun per 30 Juni 2019, meningkat 3,67%. Jumlah aset perseroan per 30 Juni 2019 senilai 18,81 triliun, naik 3,67% dari posisi akhir Desember 2018 yang sekitar Rp18,15 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas masing-masing senilai Rp3,52 triliun dan ekuitas Rp15,3 triliun. 

Tahun ini, perseroan optimis mampu membukukan pertumbuhan penjualan sekitar 6% hingga 8%. Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius pernah bilang, penjualan bersih perseroan diproyeksikan tumbuh sekitar 6%-8%. Lebih lanjut, dia mengatakan rupiah di level saat ini akan membantu menstabilkan margin perusahaan pada semester II/2019.

Pada 2018, Kalbe Farma mengantongi penjualan bersih Rp21,07 triliun dan laba bersih Rp2,45 triliun. Dengan demikian, margin laba bersih perseroan sekitar 11,62%. Merujuk target pertumbuhan top line 6%-8%, Kalbe farma membidik penjualan bersih Rp22,33 triliun hingga Rp22,75 triliun pada 2019. Di sisi ekspansi, Vidjongtius mengungkapkan perseroan siap memproduksi produk biologis pada awal 2020. Dia memperkirakan, ekspansi produk ini dapat memberikan tambahan pendapatan sekitar 1%-2% terhadap penjualan perseroan pada tahun depan."Ada tambahan sekitar 1%-2% masih relatif kecil karena masih produk baru," katanya.

Kalbe juga merancang investasi untuk mengembangkan erythropoietin (EPO) sebagai bahan baku obat untuk penyakit kanker dan ginjal. Perusahaan farmasi ini mengalokasikan Rp250 miliar-Rp300 miliar untuk penelitian dan pengembangan produk bioteknologi pada tahun ini, lebih besar dari Rp243 miliar pada 2018 dan Rp240 miliar pada 2017.

BERITA TERKAIT

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Reformasi Agraria Merangsang Pertumbuhan Pasar Properti

Komitmen pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan terus ditingkatkan. Dimana pemerintah baru sendiri telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga…

Kota Medan Beri Kontribusi 48,36% - Kredit Pintar Cetak Pertumbuhan Penyaluran Pinjaman

Kuartal pertama 2024, Kredit Pintar sebagai platform fintech lending berhasil mencatatkan kinerja positif dengan jumlah total peminjam Kredit Pintar sejak…

Marak Aduan Pencurian - Polda Kalteng Tindak Tegas Pencuri TBS

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mulai merespon banyaknya aduan masyarakat terkait kasus pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang marak…