Kemendag Ungkap Strategi Tembus Pasar Negara Ekonomi Baru

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan mengungkapkan strategi ekspor untuk menembus pasar negara ekonomi baru atau emerging market, seperti Afrika.

"Tentu penjajakan awal melalui preferential trade agreement (PTA), produk apa saja yang bisa kita pertukarkan penurunan tarifnya mengingat salah satu hambatan di negara-negara ekonomi baru ini adalah tarif bea masuk. Kalau negara maju sudah non-tarif," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kemendag Kasan Muhri di Jakarta, disalin dari Antara.

Dia menjelaskan bahwa strategi lainnya yang dilakukan pihaknya adalah menyadari pentingnya pasar negara-negara ekonomi baru yang dekat dengan Indonesia, termasuk ASEAN.

"Kita melakukan perubahan, realokasi perwakilan-perwakilan untuk menangani negara-negara ekonomi baru yang tidak jauh-jauh, terutama Asia Selatan seperti Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan itu sedang kita garap," kata ujar Kasan Muhri.

Selain itu, menurut dia, Myanmar juga sedang digarap,  kemudian menyusul Kemendag akan membuka Turki. "Hal-hal ini merupakan bagian dari strategi kita untuk bagaimana mengompensasi pelemahan dari negara-negara tujuan ekspor yang tradsional," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita akan membuka pasar ekspor baru di negara-negara yang belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Indonesia. Dia menjelaskan bahwa terdapat 13 negara, di kawasan Afrika dan Asia Selatan, yang berpotensi untuk menjadi pasar ekspor baru Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh ekonom senior Indef Aviliani yang menyarankan agar Indonesia mulai mencari pasar baru, mengingat ekspor Indonesia ke negara-negara maju yang sedikit. Dia juga menyarankan Indonesia untuk mencoba membuka pasar ekspor produk-produknya ke kawasan Timur Tengah.

Kementerian Perdagangan siap menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) 2019, yang dijadwalkan berlangsung 16-20 Oktober 2019 di ICE BSD Tangerang, Banten, sebagai upaya meningkatkan sekaligus memperluas diversifikasi pasar ekspor.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda menjelaskan Indonesia selain mempertahankan pasar utama ekspor seperti China, Jepang, Amerika Serikat, juga menggaet pasar baru dari negara-negara nontradisional.

"Kami juga mencari negara-negara pasar baru di luar pasar utama, seperti Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin dan negara-negara Eropa Timur. Tahun ini, kami menginginkan penyelenggaraan Trade Expo menjadi lebih baik," katanya saat peluncuran gelaran ke-34 TEI 2019 di Kantor Kemendag, Jakarta, disalin dari Antara.

Arlinda menjelaskan TEI bertujuan mempromosikan produk nasional berkualitas yang diproduksi di Indonesia ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi, serta memamerkan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.

Mengusung tema Moving Forward to Serve The World, TEI 2019 menjadi peluang bagi pebisnis yang ingin mencari pasar potensial bagi ekspor nasional dan investor asing yang berminat mengembangkan usahanya di Indonesia.

Pada gelaran tahun lalu, TEI membukukan realisasi transaksi sebesar 8,49 miliar dolar AS atau naik lebih dari lima kali lipat dari yang ditargetkan sebelumnya sebesar 1,5 miliar dolar AS. Transaksi tersebut terdiri atas realisasi investasi sebesar 5,5 miliar dolar AS dan 2,99 miliar dolar AS untuk kategori produk barang, jasa, dan pariwisata. "Kami optimistis bahwa hasil TEI 2019 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia, baik jangka pendek maupun panjang," katanya.

TEI 2018 juga mencatatkan jumlah pengunjung pameran sebanyak 33.333 orang dari 132 negara. Pameran dagang skala internasional terbesar di Indonesia ini menjadi ajang pertemuan antarbisnis (business to business/B2B) terbesar di Indonesia sekaligus one stop business bagi buyer yang mencari produk Indonesia berkualitas tinggi dan berdaya saing.

TEl 2019 akan menampilkan produk dan jasa Indonesia pada zona produk potensial dan unggulan nasional, antara lain produk kuliner nusantara, produk lokal unggulan, produk premium dan kreatif, jasa dan produk manufaktur, produk makanan dan minuman, serta furnitur dan produk dekorasi rumah.

Promosi dan sosialisasi TEI 2019 ke negara-negara mitra dilakukan Kemendag melalui kolaborasi dengan seluruh perwakilan RI di luar negeri.

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…