Bali United Rencanakan IPO - Dirut BEI : Saham Bola Punya Prospek Bagus

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik rencana klub sepak bola Bali United FC yang berniat mencatatkan sahamnya di pasar modal. Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, prospek saham sepakbola untuk melantai di bursa cukup positif. Hal ini berkaca dari prospek saham sepakbola di luar negeri.”Saham bola di luar negeri bagus banget, karena di samping itu ada pendapatan merchandaise. Jadi enggak hanya bola saja, tapi lihat secara keseluruan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menegaskan bahwa pendapatan klub sepakbola tidak hanya mengandalkan penjualan tiket. Meskipun tim sepakbola Tanah Air tidak se-ekspansif emiten bola seperti Manchaster United dan Barcelona FC yang memiliki pangsa pasar luas hingga ke Asia, namun Inarno optimistis bahwa prospek saham bola cukup positif.”Jangan salah, pemirsa dan fans kita enggak kalah banyak. Fansnya Persin dan Persija saja banyak, jadi belum tentu kalah dari klub sepakbola luar negeri,"tandasnya.

Sampai saat ini, lanjut Inarno, baru ada satu klub sepakbola yang menyatakan minatnya untuk melantai di BEI, yakni Bali United. Sedangkan untuk Persija, Inarno mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut. Ditempat yang sama, Presiden Direktur Kresna Sekuritas sebagai penjamin emisi Bali United, Octavianus Budiyanto menuturkan, saham yang bakal di lepas Bali United sebesar 33,3%.

Adapun dana hasil dari initial public offering (IPO) nantinya akan digunakan untuk investasi dan modal kerja. Di mana dana tidak akan digunakan untuk pembayaran utang. Pasalnya, klus sepak bola asal Bali ini tidak memiliki utang kok. Bali United memiliki aset senilai Rp 120 miliar dan total modal perusahaan sekitar Rp 108 miliar. Nantinya, IPO akan menggunakan tahun buku Desember, sehingga kemungkinan untuk listing pada Juni 2019.

Owner Bali United FC, Pieter Tanuri pernah bilang, pasar modal dapat menjadi salah satu opsi untuk membesarkan klub bola miliknya, sekaligus industri bola nasional. Pieter menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, sektor sepak bola nasional pun turut menunjukkan perkembangan berarti seperti jumlah penonton yang meningkat signifikan dan keberadaan pelatih yang berkualitas yang semakin banyak.

Disampaikannya, di Indonesia tiga besar sumber devisa adalah batu bara, sawit, dan pariwisata. Sport tidak pernah masuk padahal di Amerika Serikat, 7% APBN-nya berasal dari industri olahraga dan diharapkan masuknya Bali United di pasar modal bisa diikuti klub lainnya sehingga dampak luas industri olah raga bisa berkontribusi besar terhadap devisa negara.

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…