NERACA
Jakarta – Percantik kinerja keuangan, PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) saat ini tengah disibukkan dengan memangkas beban utang dan salah satunya menjual kepemilikan Equity Tower senilai Rp 15 miliar. Ini bagian dari implementasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). “Pada 29 Desember 2017, perseroan sudah melakukan pembayaran utang dagang besar tanpa jaminan dan utang dagang kecil, serta pelunasan utang preferen dan penjualan Equity Tower. Adapun, nilai penjualan tersebut mencapai Rp 15 miliar,”kata Direktur Independen Trikomsel, Oke Mely di Jakarta, kemarin.
Selanjutnya, pada 10 Januari 2018, perseroan melakukan pembayaran amortisasi utang pokok kepada kreditor tranche A dengan jaminan terkait penjualan Equity Tower. Utang Trance A merupakan utang yang akan dibayar lunas selama 7 tahun sejak tanggal efektif, dengan jaminan 30%. Sebagaimana diketahui, semua kreditur menyetujui agar perseroan melakukan penjualan andil properti Equity Tower segera setelah tanggal homologisasi PKPU, dengan nilai pasar wajar.
Hasil bersih yang diterima akan digunakan untuk keperluan operasional dan/atau pembayaran utang sebagaimana disyaratkan sesuai dengan persetujuan dari Chief Restructuring Officer (CRO). Mely mengklaim, pihaknya sudah melakukan proses restrukturisasi utang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh PKPU, termasuk utang yang di-write off oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk senilai Rp 1,3 triliun. "Secara overall memang sesuai ketentuan PKPU. Memang ada part di mana ada perubahan konversi terhadap saham. Ini sesuai ketentuan PKPU,”paparnya.
Kemudian guna menekan efisiensi, perseroan bakal menutup beberapa toko yang dinilai tidak memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan. Hingga saat ini, perusahaan memiliki 231 yang tersebar di Jabodetabek.”Kami melakukan review tiap bulan untuk memperhatikan dan optimalisasi pengembangan setiap toko," ungkap Mely.
Menurutnya, jika toko-toko tersebut didapati tidak produktif, pihaknya bakal menutup toko tersebut. Meksi begitu, Mely belum bisa memaparkan jumlah gerai yang rencananya akan ditutup pada tahun ini, serta target efisiensi beban operasional yang dibidik. "Kami tidak punya plan (target penutupan) untuk itu, tetapi lebih ke efisiensi dan ekstensifikasi tahun ini," paparnya.
Hingga saat ini, TRIO memiliki beberapa principal, di antaranya Samsung, Vivo, Oppo, IPhone 8, dan IPhone 10. Dari beberapa principal yang ada, produk Samsung berkontribusi lebih dari 50% terhadap total penjualan. Mely bilang, pada tahun ini perusahaan juga berencana untuk mencari portofolio baru untuk produk-produk perusahaan.
Strategi lain, lanjutnya yang akan dilakukan dengan memaksimalkan penjualan melalui pemberian nilai tambah, seperti asuransi ponsel.”Kami menangkap peluang dari produk telepon selular yang terjatuh atau terkena air, tetapi tidak mendapat garansi dari prinsipal," jelas Mely. Perusahaan pun memberikan opsi pembayaran melalui institusi pembiayaan dan penjualan melalui online dan employee purchase program (EPP).
Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…
NERACA Jakarta –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…
NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…
NERACA Jakarta –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…
NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (21/5) sore ditutup menguat seiring Bank…