Kemenkop UKM Sudah Luncurkan Aplikasi Lamikro
NERACA
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM sudah meluncurkan aplikasi Laporan Akuntansi Usaha Mikro (Lamikro) untuk para pelaku usaha mikro dan yang baru memulai usaha atau wirausaha pemula. Aplikasi Lamikro ditujukan bagi pelaku usaha mikro atau wirausaha pemula agar memiliki laporan keuangan secara baik dan tertib administrasi.
“Selama ini pelaku usaha mikro belum memiliki tata kelola administrasi maupun laporan keungan secara baik. Sekarang ini wirausaha itu kegagalan utamanya dia tidak bisa menghitung berapa yang dia harus ambil keuntungannya berapa, dan pengeluaran, cash flow (arus kas) dia enggak tahu. Nah, dengan Lamikro, semuanya bisa jelas. Yang jelas, penggunaan aplikasi laporan keuangan ini sangat diperlukan bagi UKM agar memiliki laporan keuangan yang akuntabel dan dapat menunjang pengembangan usaha kedepan," kata Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.
Prakoso menyebutkan, aplikasi Lamikro sudah dibuat dengan berbagai kemudahan dan fleksibilitas untuk digunakan pelaku usaha mikro. Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android. “Selain itu, Lamikro juga untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas UKM dalam negeri, dengan cara mendorong pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang akuntabel dalam mengelola usahanya," tandas Prakoso.
Prakoso menargetkan, pada tahap awal, aplikasi Lamikro dapat digunakan oleh 1 juta UKM di seluruh Indonesia."Lamikro ini agar digunakan seluruh pelaku usaha UKM di Indonesia tetapi targetnya ya minimal satu juta pengguna di tahap awal ini," ungkap Prokoso.
Prakoso berharap, jangan sampai jika pelaku usaha memiliki perkembangan usaha yang baik dan berkembang cepat tetapi karena tidak memiliki kemampuan membuat laporan keuangan yang baik, usahanya mengalami kebangkrutan.
Sementara itu, salah seorang pelaku usaha mikro Mich Coolies bernama Mimi Wibisono mengaku bahwa dirinya menggunakan aplikasi Lamikro karena gratis.“Karena kami masih UKM, sebisa mungkin menggunakan resource yang gratis untuk tidak membebani pengeluaran,” kata Mimi yang sudah memasarkan produk melalui Carrefour, Ranch Market, dan Farmers Market.
Mimi menambahkan, Lamikro sangat bermanfaat untuk mengatur pembukuan, sangat efisien, tidak perlu buka laptop, dan cukup lewat smartphone.“Karena usaha mikro, saya masih melakukan semuanya sendiri, dari proses produksi, distribusi sampai marketing. Terkadang tidak ada waktu untuk melakukan pembukuan, sehingga kegiatan pembukuan saya tidak konsisten. Namun, dengan Lamikro, karena mudah, hanya lewat HP, kemudian tinggal isi kolom tanpa harus menghitung sendiri, membuat saya jadi tidak malas-malasan lagi membuat pembukuan. Sangat mudah mengaksesnya,” tukas Mimi.
Hal senada dikatakan Narko Effendi, perajin UKM Kopiah Batik dari Tuban, Jawa Timur. Menurut dia, aplikasi Lamikro praktis dan bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami untuk pemula seperti dirinya.“Untuk melihat keuangan kita bukan sekadar keluar masuknya uang, namun bisa sampai menghitung neraca tanpa harus belajar terlalu lama. Mudah sekali, kita tinggal download di Playstore kemudian kita input datanya juga mudah dan praktis,” jelas Narko lagi.
Narko mengakui bahwa kinerja usaha sangat jauh berbeda dengan sebelum menggunakan Lamikro.“Kalau dulu saya harus menggunakan kalkulator untuk menghitungnya, namun sejak memakai aplikasi Lamikro tidak usah mikir menghitung laporan bulanan karena sudah otomatis keluar sendiri jumlahnya,” pungkas Narko. Mohar/Rin
NERACA Jakarta: Astra dan Toyota memperkuat kemitraan strategis dan memperluas kolaborasi di bisnis mobil bekas (used car) di Indonesia…
NERACA Depok - Meski Kota Depok semakin minim potensi lahan pertanian untuk produksi Bahan Pokok Pangan (BPP), tetapi punya potensi…
NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…
NERACA Jakarta: Astra dan Toyota memperkuat kemitraan strategis dan memperluas kolaborasi di bisnis mobil bekas (used car) di Indonesia…
NERACA Depok - Meski Kota Depok semakin minim potensi lahan pertanian untuk produksi Bahan Pokok Pangan (BPP), tetapi punya potensi…
NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…