NERACA
Jakarta- Persaingan bisnis kabel dalam negeri sangat sengit seiring dengan masuk pemain baru, namun demikian hal tersebut tidak membuat produsen kabel PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) menunda ekspansi bisnis. Tahun ini, perseroan akan melakukan tambahan investasi (capex) sebesar US$7 juta. Investasi tersebut akan digunakan untuk peremajaan mesin power kabel sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Kata Direktur Utama PT Sumi Indo Kabel Tbk, Takeshi Samejima, dengan tambahan investasi tersebut, perseroan akan memproduksi kabel power dengan kapasitas sebesar 300 ton per bulan. “Ini adalah strategi dan kelangsungan dari program kerja perseroan yang tahun sebelumnya juga telah menginvestasikan modal sebesar US$ 5 juta,”ujarnya di Jakarta, kemarin
Menurutnya, seiring dengan investasi baru tersebut perseroan akan dapat untuk lebih meningkatkan penjualan kabel terutama pada kabel power. Pada tahun 2016, lanjutnya, perseroan berhasil meraup laba sebesar US$4,9 juta dari total penjualan US$ 129 juta. Dalam nilai, penjualan tersebut memang lebih rendah atau turun dari tahun sebelumnya, namun laba yang didapat perseroan hampir dua kali lipat dari laba tahun sebelumnya yang tercatat US$2,5 juta dimana saat itu total penjualan mencapai US$131 juta.
Perolehan laba yang naik cukup signifikan tesebut, menurut dia, adalah akibat harga bahan baku yang menurun. dia memprediksi kondisi bisnis kabel tahun 2017 ini tidak jauh beda dengan tahun lalu baik pemasaran didalam maupun diluar negeri. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok memang sudah membaik namun dampaknya belum terasa pada negara lain.
Takeshi Samejima menyakini, rancangan pembangunan infrastruktur di dalam negeri akan terus berlangsung sehingga pertumbuhan pabrik kabel dalam negeri patut diharapkan terus berlangsung a.l. pembangunan energi , pembangunan jalan, pertambangan dan lain lain. Dia juga mengakui, laba bersih perseroan lebih kecil dibanding kompetitornya. Ini terjadi karena penjualan perseroan terbanyak adalah ke luar negeri yang persentase profitnya lebih kecil dibanding keuntungan lokal. Perseroan sendiri sangat terikat dengan SEQCDD Cost Reduction yaitu jaminan atas kualitas produksi, mengingat persaingan di luar negeri jauh lebih ketat disbanding di lokal.
Sementara Direktur IKBI, Sulim Herman Limbono mengakui, persaingan industri kabel di pasar ekspor saat ini cukup ketat. Untuk itu, perusahaan berniat untuk memperluas cakupan pasar domestik. Saat ini, komposisi penjualan ekspor berkontribusi atas 70% dari total penjualan perusahaan. Sementara penjualan domestik berkontribusi atas 30% dari total penjualan perusahaan.”Keikutsertaan kami untuk menyuplai kabel ke proyek PLN diharapkan bisa meningkatkan kontribusi penjualan domestik kami," ujarnya.
Sayangnya, Sulim enggan menyebutkan berapa besar kenaikan penjualan pasar domestik dari proyek-proyek PLN tersebut. Menurutnya, saat ini perusahaan masih melakukan evaluasi sehingga belum bisa menyebutkan angka pastinya. (fir)
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…