Trisula Textile Industrie Bakal Go Public

NERACA

Jakarta- Menyusul kesuksesan anak usahanya yang terlebih dahulu listing di pasar modal, langkah yang sama bakal dilakukan Trisula Corporation, induk usaha PT Trisula Internasional Tbk (TRIS) yang bakal mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kali ini, anak usaha yang bergerak di bidang tekstil, PT Trisula Textile Industries yang akan IPO.

Direktur Trisula Corporation Santoso Widjojo mengatakan, dana yang didapat dari hasil initial public offering (IPO) nantinya akan digunakan untuk ekspansi dan modal kerja PT Trisula Textile Industries. "Dananya akan digunakan untuk membeli mesin," kata Santoso di Jakarta, Selasa (11/7).
Santoso memperkirakan, perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk rencana ekspansi tersebut. Namun, ia masih belum bisa menyebutkan target raihan dana yang akan diperoleh dari IPO tersebut.”Kami belum tahu nanti harga penawarannya berapa. Nanti kami kasih diskon," kata Santoso.

Yang jelas, Santoso menyebut, sekitar 20% dari total saham perusahaan akan ditawarkan ke publik, mengikuti peraturan minimal IPO yang dibuat oleh bursa. Dalam melaksanakan IPO ini, Trisula Textile menggunakan laporan keuangan bulan Maret 2017. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, perusahaan berencana masuk lantai bursa pada Oktober 2017.

Menurut Santoso, PT Trisula Textile Industries memberikan kontribusi pendapatan sebesar 20% ke induk usahanya. Perusahaan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai lead underwriter untuk proses IPO ini. Belum lama ini, TRIS melakukan diversifikasi usaha di sektor makanan ringan.

Akhir April 2017, perseroan resmi meneken kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Gita, produsen makanan ringan asal Solo, Jawa Tengah. Asal tahu saja, di luar bisnis garmen, Grup Trisula juga memiliki divisi properti, bahan tekstil, dan furnitur. Bahkan, anak usaha Trisula yang punya produk furnitur merek Chitose (PT Chitose Indonesia) sudah menjadi perusahaan terbuka. 

Visi Grup Trisula adalah pengembangan usaha, terutama di sektor yang bersifat jangka panjang dan memiliki keberlangsungan bisnis yang bagus, plus berhubungan langsung dengan konsumen. Dengan kriteria itu, Santoso menyebutkan bahwa bisnis makanan ringan, terutama fast moving consumer goods (FMCG) merupakan bisnis yang paling pas buat pengembangan usaha.

Trisula menjatuhkan pilihan kepada Gita lantaran perusahaan ini dinilai memiliki pengalaman mumpuni dalam bidang makanan ringan. Selain itu, karakter dan chemistry antara Trisula dan Gita, menurut Santoso, menjadi faktor utama kerjasama erat. Meski nama Gita terdengar asing, namun produknya sudah tersebar secara nasional. Perusahaan ini merupakan pemasok utama makanan ringan. Kebanyakan produknya tidak mengusung merek Gita. Produknya masuk di ritel modern, khususnya di jaringan gerai minimarket, seperti Indomaret, Alfamart, dan Alfa Midi. 

 

BERITA TERKAIT

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…