Tingginya Beban Keuangan - Kinerja MSKY Catat Rugi Rp 103,9 Miliar

NERACA

Jakarta – Performance kinerja keuangan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dalam tiga bulan pertama tahun 2017 ini tampaknya kurang baik bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tingginya beban perseroan masih menjadi penyebab utama kerugian yang dialami oleh perseroan di sepanjang periode kuartal tahun ini.

Dalam laporan keuangan yang dirilis perseroan di Jakarta, kemarin, MNC Sky Vision membukukan kerugian Rp103,9 miliar di kuartal I-2017 dengan rugi per saham Rp13,4. Sementara di periode yang sama tahun lalu perseroan membukukan laba Rp127,4 miliar dengan laba per saham Rp18. Sedang dari sisi pendapatan, perseroan mencatat adanya penurunan sebesar 18,71% menjadi Rp601,4 miliar di kuartal I-2017 dibanding dengan pendapatan perseroan di periode sama tahun lalu yang mencapai Rp739,8 miliar.

Turunnya pendapatan perseroan di kuartal I-2017 menyebabkan laba kotor perseroan ikut turun menjadi Rp215,6 miliar dari periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp330,9 miliar. Sampai dengan kuartal I-2017 total aset perseroan tercatat sebesar Rp5,2 triliun dengan total liabilitas sebesar Rp4 triliun. Tahun lalu, perseroan juga mencatat rugi bersih Rp 197,44 miliar atau susut sekitar 74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 758,06 miliar.

Perseroan menjelaskan, turunnya keugian itu seiring dengan perolehan laba kurs sebesar Rp 195,61 miliar. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya, MSKY mencatat rugi kurs hingga Rp 527,2 miliar. Sehingga, perolehan tersebut membuat kerugian MSKY jauh mengecil meski sejatinya pendapatan perseroan mengalami penurunan. Pendapatan 2016 tercatat Rp 3 triliun, turun 7% dibanding periode 2015, Rp 3,24 triliun.

Untungnya, beban pokok MSKY ikut mengalami penurunan. Penurunannya sebesar 3% menjadi Rp 2,94 triliun dari sebelumnya Rp 3,03 triliun. Kendati demikian, penurunan pendapatan itu memberikan konsekuensi turunnya laba kotor MSKY sebesar 71% menjadi Rp 60,52 miliar dari sebelumnya Rp 211,17 miliar. Tahun ini perseroan berencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1.2 juta saham dengan nominal Rp100

BERITA TERKAIT

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…