Bisnis agrobisnis menjadi incaran terutama bagi mereka yang ingin memiliki usaha sampingan. Selain karena prospek menjanjikan, banyak pelaku usaha agrobisnis menawarkan sistem kerja sama simple dan tidak mengharuskan mitra mengelola sendiri usahanya. Seperti yang di tawarkan DnR Farm dengan usaha peternakan ayam kampung yang menawarkan investasi mulai dari Rp 2,8 Juta. Mitra cukup investasi dan akan mendapatkan bagi hasil 40% dari keuntungan bersih. Bagaimana usaha kemitraan yang satu ini?
Namun apa yang coba ditawarkan Rachmat S. Marpaung dengan usaha peternakan ayam kampung pastinya akan memberikan penilaian lain terhadap usaha agrobisnis bermodal besar. Usaha yang dirintis sejak 2009 ini di akui Rachmat dijalankan berdasarkan hobi yang dimiliki. Dengan manfaat lahan seluas 4000 meter di daerah Bogor, Jawa Barat, Rachmat memilih membudidayakan ayam kampung dibandingkan dengan ternak lainnya. Selain karena pasar yang besar, pemeliharaan yang mudah menjadi nilai lebih yang ditawarkan
Karena tidak memiliki keahlian dan pengalaman lebih dalam membesarkan ayam kampung, sebelum memulai usahanya Rachmat harus mempersiapkan semua mulai dari mengikuti pelatihan budidaya selama 2 hari hingga membaca buku dan literatur seputar budidaya ayam kampung. Selain itu Rachmat juga sempat menginvestasikan dana di peternakan ayam kampung milik rekannya di Yogyakarta untuk belajar bagai mana mengelola peternakan ayam kampung yang baik dan benar selama 1 tahun.
Bibit unggulan. Selain pembudidaya DnR Farm juga menyediakan bibit ayam kampung (DOC) unggulan dari indukan terbaik. Kualitas bibit dapat dilihat dari bobot ayam yang bisa mencapai 8 ons dalam waktu pemeliharaan 2 bulan.
Investasi terjangkau. berbekal pengalaman yang dimiliki dan banyaknya permintaan kerja sama, Rachmat untuk membuka sistem kemitraan peternakan ayam kampung sejak 3 bulan lalu. Dalam kerja sama ini, modal yang dibutuhkan tidak besar.
Menurut Rachmat investasi dihitung berdasarkan jumlah ayam yang akan dibesarkan dengan minimal 100 ekor dan maksimal 1000 ekor ayam kampung. Dengan biaya budidaya sekitar Rp 28 ribu per ekor untuk satu periode budidaya, maka investasi yang bisa dikeluarkan Mitra untuk 100 ekor ayam sekitar Rp 2,8 juta. Biaya budidaya tersebut termasuk didalamnya biaya pakan, peternak dan juga untuk keperluan lainnya.
Satu periode pembesaran sekitar 100 hari yang dibagi menjadi masa persiapan kandang selama 2 minggu, masa pemeliharaan hingga panen selama 75 hari, dan paksa panen selama 2 minggu.
Dalam kerja sama ini, keuntungan bersih akan dibagi dengan tiga pihak 40% untuk pihak DnR Farm, 40% untuk investor dan 20% untuk peternak. Dengan harga jual saat ini Rp 34 ribu per ekor ayam dan tingkat mortalitas sebesar 5% maka dengan investasi menimal maka Mitra akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 252 ribu.
NERACA Jakarta - Penggunaan e-commerce di Indonesia terus mengalami lonjakan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengandalkan…
NERACA Jakarta - PT Delifru Utama Indonesia ditunjuk sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mesin kopi asal Italia, La…
NERACA Jakarta - Produsen air mineral kemasan asal Bandung, Sierra meraih penghargaan di ajang Top Innovation Choice Awards 2025…
NERACA Jakarta - Penggunaan e-commerce di Indonesia terus mengalami lonjakan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengandalkan…
NERACA Jakarta - PT Delifru Utama Indonesia ditunjuk sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mesin kopi asal Italia, La…
NERACA Jakarta - Produsen air mineral kemasan asal Bandung, Sierra meraih penghargaan di ajang Top Innovation Choice Awards 2025…