NERACA
Jakarta – Rencana PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat inkubator bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ataupun star up sebelum melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal disambut baik para pelaku UMKM yang selama ini menanti akses pendanaan di pasar modal melalui IPO.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengungkapkan, saat ini gedung inkubator tersebut telah siap. Pihaknya mencatat ada sekitar 120 perserta start up yang mendaftar. Padahal, fasilitas inkubator tersebut hanya memiliki kapasitas untuk 60 peserta. "Kami akan seleksi mereka," ujar Tito di Jakarta, Senin (13/3).
Tito mengatakan, pihaknya akan menerapkan skala prioritas untuk memilih perusahaan yang masuk. Beberapa hal jadi pertimbangan, misalnya usaha yang sudah memiliki beta produk atau produk yang dalam pengembangan. "Yang punya beta produk paling bagus dan membutuhkan," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan lebih memilih perusahaan yang belum memiliki angel investor untuk bisa masuk menggunakan inkubator tersebut. Sementara, yang sudah punya, akan mengantri di belakang mereka yang belum memiliki."Kami memilih yang memang memerlukan. Banyak anak muda potensial, tapi terhambat wifi tidak kencang, tidak tenang dalam kerja, nah, seperti itu yang kami prioritasnya. Tugas kami adalah menyiapkan fasilitas, mendukung dan mendidik, serta mendorong mereka," tambahnya.
Program itu juga ditujukan untuk memberikan pemahaman mengenai hukum, cara menyusun laporan keuangan, hingga mengenalkan start up kepada angel investor. Mendantang, BEI berharap usaha ini bisa melakukan IPO kepada publik.
Tito mengatakan, startup atau UMKM bisa masuk dalam papan pengembangan yang saat ini sudah ada. Pihaknya masih belum membuat papan pengembangan khusus UMKM dalam waktu dekat. Saat ini, BEI masih memiliki dua papan pencatatan, yakni papan utama dan papan pengembangan. "Mungkin saja (ada papan pengembangan khusus), tapi ini belum final. Tapi kalau cuma dua atau tiga perusahaan saja, buat apa?" imbuhnya.
Sebagai catatan, bagai start up yang terpilih bisa mendapat sejumlah fasilitas. Hal itu ditujukan untuk membantu perusahaan tersebut berkembang. Selain itu, mereka juga akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan mentorship, co-working space, dan akses pendanaan, serta acara-acara yang bisa mempertemukan mereka dengan investor. Co-working space yang disediakan seluas 600 meter persegi dengan kapasitas sampai 60 unit yang bisa digunakan bagi startup terpilih. BEI juga mendirikan inkubator serupa di kota lain selain Jakarta. Diantaranya seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang.
Sebelumnya, Ketua Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) DIY Prasetyo Atmosutedjo menyampaikan harapannya agar UKM di DIY benar-benar dapat dilibatkan dalam program inkubasi dan IPO tersebut. Hal itu mengingat akses permodalan dari sektor Perbankan masih cukup sulit didapatkan.”Kami memang memerlukan akses modal alternatif. Peluang kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya telah diturunkan menjadi 9 persen hingga kini masih sulit diakses oleh UKM di DIY," kata dia. (bani)
Pintu Futures, salah satu produk unggulan PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one mencatatkan performa positif dengan trading volume…
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…
Pintu Futures, salah satu produk unggulan PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one mencatatkan performa positif dengan trading volume…
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…