NERACA
Jakarta - PT Bank Kesejahteraan Ekonomi bakal melakukan perubahan nama perusahaan menjadi PT Bank BKE. Perubahan nama juga dibarengi dengan perubahan logo perusahaan. Adanya perubahan nama dan logo perusahaan, menurut Direktur Utama Bank BKE, Sasmaya Tuhuleley, dalam rangka memperkenalkan Bank BKE terhadap masyarakat luas terutama calon nasabah. "Adanya re-branding logo dan nama perusahaan, supaya Bank BKE bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat," tegasnya.
Prosesnya re-branding saat ini, Sasmaya mengaku, pihaknya sudah melaporakan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 19 Agustus 2016. Dan diharapkan akan efektif atau resmi dipakai pada tanggal 27 September 2016. "Pada logo Bank BKE, warnanya sih masih yang lama, namun ada degradasi warna biru yang filosofinya itu lebih dinamis atau transformasi yang cepet," tegasnya.
Sasmaya menambahkan, adanya perubahan logo dan nama perusahaan dalam rangka mendukung rencana Bank BKE untuk masuk ke pasar modal. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio /CAR) Bank BKE. Pasalnya, Bank BKE berencana melepas 30% - 35% ke publik atau menargetkan perolehan dana segar sebesar Rp 500-600 miliar.
"Kita menargetkan masuk ke dalam BUKU (bank umum kategori usaha) II yaitu bank bermodal inti Rp 1-5 triliun setelah IPO. Target IPO Rp 500-600 miliar. Kenapa kita IPO? Karena kita ingin terbuka dan transparan di samping mendapatkan modal," ucapnya. Sebelum IPO, Sasmaya mengatakan, pihaknya akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) sebesar Rp 200 miliar. "Aksi korporasi itu, rencananya akan di realisasikan pada Oktober atau November 2016," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Sasmaya mengaku, rencana aksi korporasinya di pasar modal mendapat respon yang positif dari masyarakat (investor). Padahal, surat utang subordinasi (subdebt) Bank BKE senilai Rp 200 miliar tersebut belum meluncur. "Kami (Bank BKE dan Underwriter), memang baru menawarkan ke publik atau ke calon investor, dan belum menawarkan ke pemegang saham utama Bank BKE. Namun, itu saja banyak peminat yang ingin menyerap subdebt kita. Dari hasil survei, sekitar Rp 150 miliar sudah pasti akan terserap," jelas Sasmaya.
Sebelumnya, Bank BKE berencana menerbitkan subdebt senilai Rp 200 miliar pada Oktober 2016. Namun, kata Sasmaya, aksi korporasi tersebut mundur menjadi bulan November 2016. "Rencana subdebt masih diproses. Memang rencananya itu sekitar bulan Oktober, namun karena ke padatan jadi bergeser ke bulan November 2016. Saya berharap, penerbitan subdebt akan dapat di lakukan di bulan November 2016." tandasnya.
Sasmaya menjelaskan bahwa langkah penerbitan subdebt ini dilakukan untuk memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio /CAR) BKE. "Karena kita tumbuhnya cepat, makanya kita butuh kapital,” imbuhnya. Sepanjang semester I-2016, aset dan laba bank yang masing-masing tumbuh 26,4% dan 135,4% secara tahunan menjadi Rp 2,8 triliun dan Rp 22 miliar. Namun menurut Sasmaya, angka tersebut relatif masih kecil karena pasar yang digarap BKE masih sangat besar. Dari total 11.000-12.000 koperasi aktif, baru 1.540 koperasi yang digarap dengan rincian 1.300 koperasi PNS dan 240 koperasi pegawai swasta.
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menggelar puncak milad ke-33 yang diisi dengan kegiatan olahraga dan donasi di…
NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank/Perseroan) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dihadiri…
NERACA Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) meluncurkan Kartu Haji…
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menggelar puncak milad ke-33 yang diisi dengan kegiatan olahraga dan donasi di…
NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank/Perseroan) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dihadiri…
NERACA Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) meluncurkan Kartu Haji…