NERACA
Jakarta –Guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) melakukan penawaran umum sukuk ijarah II tahun 2016 sebanyak Rp1,5 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, masa book building di mulai 15-23 Juni 2016 dan masa penawaran pada 11-14 Juni 2016 dengan pencatatan di BEI pada 20 Juli 2016. Sukuk ijarah ini berjangka 5 tahun dimana imbalan pertama akan dibayarkan pada 19 Oktober 2016. Penjamin pelaksana emisi sukuk ijarah PT Maybank Kim Eng Securities, Mandiri Sekuritas, OCBC Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas dengan wali amanat Bank Mega Tbk.
Rencana penggunaan dana sukuk untuk pelunasan pokok pinjaman ke JP Morgan Chase Bank, pinjaman anak usaha perseroan ke PT Rabo Bank serta pembnagunan pabrik pengolahan beras. Tahun ini, perseroan memastikan untuk menahan rencana ekspansi pabrik beras. "Setelah Sulawesi, perseroan akan stop buat pabrik,"kata Direktur Keuangan AISA, Sjambiri Lioe. Saat ini, AISA tengah melakukan pembangunan pabrik di Sulawesi Selatan. Pabrik yang menelan biaya investasi Rp 682 miliar itu diperkirakan rampung pertengahan 2016.
Disebutkan, ada dua jenis beras yang AISA jual yakni beras dengan kemasan dan beras dengan karung. Saat ini, beras dalam kemasan hanya berkontribusi sekitar 10% sampai 11% dari penjualan AISA. Padahal, beras dalam kemasan memiliki margin yang lebih tebal dibanding karungan. Menurut Sjambiri, margin beras kemasan yaitu 25% dan beras karungan adalah 13%.
Oleh karena itu, AISA menargetkan beras dalam kemasan dapat menyumbang 70% penjualan. Apabila sudah tercapai, maka saat itulah AISA akan kembali berekspansi di bisnis beras. Sjambiri memperkirakan, target penjualan beras kemasan ini dapat terpenuhi di awal 2018. Asal tahu saja, beras tampak menjadi penyumbang terbesar pendapatan AISA. Dalam jangka panjang, AISA juga berencana melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha berasnya, TPS Rice. Namun Sjambiri menilai bahwa IPO anak usaha beras akan dilakukan jika kinerjanya sudah bagus. "Inginnya IPO anak usaha bisnis snack dulu,"kata Sjambiri.
Sebagai informasi, tahun 2017, perseroan menargetkan tiga produknya mampu mencatatkan penjualan masing-masing sebesar Rp 1 triliun. Produk yang diperkirakan bisa mencapai penjualan di atas Rp 1 triliun adalah snack Taro, Bihunku, serta bihun dan mie kering merek Superior. Selain itu, AISA memperkirakan penjualan Mie Kremes mamou melebihi Rp 500 miliar di 2017. Untuk menggenjot penjualan tersebut, AISA mengeluarkan varian produk baru. Pada produk Taro, AISA akan mengeluarkan 2 jenis baru yakni potato stick dan corn puff. Kemudian, Superior akan memiliki 3 jenis baru dan Mie Kremes yaitu 2 jenis baru. Sementara untuk Bihunku, AISA akan membuka saluran distribusi di Indomart dan Alfamart pada Februari 2016. Saat ini, AISA hanya mendistribusikannya di pasar basah. (bani)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…
NERACA Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…
NERACA Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…