NERACA
Jakarta – Danai pelunasan utang, PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) menawarkan obligasi dan sukuk senilai total Rp200 miliar untuk refinancing utang bank. Dalam prospektus yang dirilis di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan menawarkan Obligasi Berkelanjutan II Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2025 dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya Rp75 miliar dengan tenor 3 tahun dan 5 tahun.
Pada saat yang sama, SGRO juga menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2025 senilai Rp125 dengan tenor yang sama. Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi obligasi akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas sebagian pokok utang yang timbul dari penggunaan fasilitas loan on note bersifat revolving dari PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (SMBCI).
Senada, seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah juga akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas sebagian pokok utang yang timbul dari penggunaan fasilitas loan on note bersifat revolving dari SMBCI berdasarkan berdasarkan Perjanjian Fasilitas Kredit SMBCI. Perjanjian fasilitas kredit SMBCI yang dimaksud memiliki saldo terutang sebesar Rp200 miliar. Fasilitas itu memiliki tingkat suku bunga 7,2% per tahun dan akan jatuh tempo pada 25 Agustus 2025.
Pada 31 Desember 2024, saldo liabilitas SGRO tercatat sebesar Rp4,49 triliun, yang terdiri atas saldo liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang masing-masing sebesar Rp1,76 triliun dan Rp2,73 triliun. Utang emiten kelapa sawit inni yang akan jatuh tempo dalam 3 bulan sejak diterbitkannya prospektus surat utang ini adalah sebesar Rp54,3 miliar, yang terdiri atas utang bank yang akan jatuh tempo. Kewajiban ini akan dibayar dengan menggunakan sumber dana yang berasal dari kas internal perseroan.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti perusahaan tumbuh 5%. Target tersebut diyakini bakal tercapai seiring berkurangnya dampak fenomena El-Nino yang terjadi pada semester II-2023 silam. SGRO pun sudah mampu meningkatkan produksi TBS dan CPO yang cukup signifikan sejak kuartal IV-2024.
Selain itu,perseroan juga mengungkapkan bakal melakukan perubahan kegiatan usaha. Sampoerna Agro akan mengubah kegiatan usaha dari usaha perkebunan dan industri kelapa sawit serta perdagangan besar buah yang mengandung minyak, menjadi aktivitas perusahaan holding dengan kode KBLI 64200. Alasannya, SGRO memandang perlu melakukan reorganisasi kegiatan usaha dengan fokus pada bidang investasi penyertaan modal pada entitas anak dan cucu (subsidiaries) untuk meningkatkan nilai (value) bagi subsidiaries sesuai visi dan misi perseroan.
Kelompok dalam kode KBLI 6420 mencakup kegiatan dari perusahaan holding (holding companies), yaitu perusahaan yang menguasai aset dari sekelompok perusahaan subsidiari dan kegiatan utamanya adalah kepemilikan kelompok tersebut. Holding companies juga tidak terlibat dalam kegiatan usaha perusahaan subsidiarinya. Dimana kegiatannya mencakup jasa yang diberikan penasihat (counsellors) dan perunding (negotiators) dalam merancang merger dan akuisisi perusahaan.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…