Tidak Hanya Bicara Bisnis Semata - Ciptakan Kerukunan Tetangga di Apartemen

NERACA

Jakarta – Sempitnya lahan dan harga tanah yang terus membumbung tinggi di kota besar, seperti Jakarta menjadi pemicu mulai meningkatnya tren masyarakat modern tinggal di apartemen. Maka tidak heran, saat ini memilih tempat hunian berupa apartemen ialah pilihan yang bijak dan kini tinggal di apartemen sudah menjadi tren gaya hidup, terutama di wilayah perkotaan. Selain sebagai gaya hidup, apartemen juga memiliki manfaat secara ekonomis.

Selain untuk ditempati, apartemen juga bisa disewakan. Apalagi, di daerah perkotaan yang relatif padat penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal yang strategis dan terjangkau membuat apartemen banyak dilirik. Terlebih sebagian besar apartemen sudah terintegrasi dengan pusat perbelanjaan serta memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi semua kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kekinian. Maka tidak heran, bila bagi sebagian orang menempati apartemen bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan hunian melainkan juga gengsi.

Maka atas dasar itulah, jumlah proyek apartemen terus bertambah dari tahun ke tahun. Khusus Jakarta diperkirakan akan mendapat tambahan pasokan 55 proyek apartemen sepanjang 2015, sedangkan untuk 2016 diperkirakan akan muncul 34 proyek apartemen baru.”'Jumlah ini jelas jauh lebih besar ketimbang tahun lalu yang hanya 10.701 unit dari 27 proyek karena banyak proyek apartemen yang seharusnya selesai pada 2014, baru selesai tahun ini,'' ungkap Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto.

Sementara Direktur Ciputra Development, Tulus Santoso menyatakan, fenomena masyarakat modern pilih tinggal di apartemen menjadi potensi pasar yang menjanjikan ditengah mahalnya rumah tapak. Menurutnya, masyarakat modern, khususnya keluarga muda akan berani mengeluarkan bujet yang cukup tinggi untuk pilih hunian apartemen karena beragam manfaat dan kemudahaan yang didapat. “Selain harganya lebih murah dari rumah tapak, apartemen lebih ringkas ditinggali dan menghemat biaya transportasi. Sang pemilik juga tak perlu memikirkan soal keamanan dan kenyamanan.”ujarnya.

Dia mengungkapkan, budaya tinggal di apartemen seperti saat ini sudah melekat pada kota-kota besar seperti Singapura dan Jepang yang lahan tapaknya berharga sangat tinggi. Adalah Pandu (25) seorang konsultan pajak yang tinggal di Jakarta Utara, mengungkapkan alasannya pilih tinggal di apartemen karena praktis dekat dengan kantor tanpa harus bermacet-macetan di jalan. “'Apartemen yang aku tempati ini bisa menjangkau berbagai tempat, termasuk dekat ke kantor,''ungkapnya.

Menurut Pandu, tinggal di apartemen lebih aman dan nyaman karena keamanan terjaga selama 24 jam.''Keseharianku jarang di rumah karena aku Senin sampai Jumat kerja dan pulang sudah larut malam. Jadi, bagi aku yang tinggal sendirian tinggal di apartemen membantu sekali dari segi keamanan,'' tuturnya.

Bagi General Manager Sales, Marketing dan Promotion Pollux Properties Indonesia, Dian Widiyanti, kedepan bisnis apartemen masih akan menjanjikan. Apalagi segmen apartemen tidak hanya menyasar kalangan pebisnis atau keluarga. “Bahkan, apartemen juga ada yang dihuni mahasiswa. Apartemen sudah menjadi kebutuhan bagi mereka yang memiliki rumah di pinggiran kota,” ucapnya.

Menurutnya, apartemen menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin hemat waktu karena aruslalu lintas sudah mulai padat. Lamanya jarak tempuh merupakan pemicu masyarakat memilih tinggal di apartemen. Penghuni apartemen bisa efisien tenaga dan waktu karena tidak perlu menempuh perjalanan jauh. Memiliki apartemen juga merupakan investasi menguntungkan dalam beberapa tahun mendatang. Apartemen merupakan salah satu investasi terbaik utamanya jika berada di lokasi strategis, kualitas bangunan terbaik dan fasilitas premium di pusat kota.

Lantaran budaya tinggal di apartemen bukan budaya asli Indonesia, maka tidak heran prilaku penghuni apartemen lebih pilih hidup individual tanpa memperhatikan kondisi tetangga sebelah atas dan bawah. Hal ini dikarenakan mereka selalu mengagungkan privasi, sehingga fungsi sosialnya tidak jalan. Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B. Prasojo mengakui, sangat dibutuhkan sosialisasi tinggal dilingkungan Apartemen. Pasalnya, apartemen berlaku aturan dan kebiasaan yang berbeda dengan rumah tapak.

Pertahankan Budaya Guyub

Selain itu, penghuni apartemen cenderung memiliki budaya individualis, serta tidak guyup seperti diperkampungan. Karena itu warga harus tahu hak dan kewajibannya termasuk kesadaran dalam menjaga fasilitas bersama.“Bila tak disiapkan dengan baik bakal terjadi gegar budaya dan timbul banyak masalah di internal penghuni,” ujar Imam B. Prasojo.

Imam menambahkan, tak dapat dipungkiri saat ini butuh hunian vertikal yang bisa mengakomodir akar budaya hunian kampung. “Kita harus membuat konsep urban vertical campong, yaitu sebuah hunian bersusun tapi tetap mempertahankan suasana guyub sebagai ciri khas sebagian besar masyarakat kita khususnya Betawi di Jakarta. Jadi harus diupayakan bagaimana membuat orang tinggal di apartemen tapi budaya dan hubungan sosialnya tidak mati,” ujar Imam.

Kemudian, salah satu yang perlu diakomodir antara lain menghadirkan atmosfir pasar tradisional dan pedagang kaki lima di di kompleks apartemen. “Ruang bersamanya dirancang yang memungkinkan para bapak bisa kongkow dan ngobrol ringan seusai pulang kerja, demikian juga untuk kalangan ibu-ibu,” tambahnya.

Tak hanya itu, Imam mengatakan, soal konsep ini butuh disiapkan secara matang karena apartemen akan menjadi pilihan hunian di dalam kota. mengingat terbatasnya lahan di perkotaan. Berbicara proyek apartemen, menurut Lim Ming Yang, President dan Group CEO CapitaLand Limited sebagai perusahaan pengembang di Singapura, tidak hanya bisnis semata tetapi memperhatikan kenyamanan penghuninya dengan tetangga.

Menurutnya, menghadirkan hunian apartemen dengan budaya bertetangga adalah impian semua orang dan konsep ini pada dasarnya sejalan dengan filosofi proyek apartemen CairnHill Nine yang dibangun perusahaan pengembang properti ternama Singapura CapitaLand, yaitu Building People Building Community. CairnHill Nine bukan hanya sebuah hunian pencakar langit, namun juga peduli terhadap kehidupan para penghuninya demi terciptanya sebuah keharmonisan, baik untuk pasangan muda, keluarga maupun dengan berbagai latar belakang profesi.

Tengok saja, beragam fasilitas seperti taman, kolam renang, area barbecue, dan lainnya tidak sekedar ada, tetapi dibuat sedemikian luas dan nyaman. Para penghuni bisa bercengkerama di kolam renang dan taman, mengadakan barbecue bersama, atau sembari menunggu anak-anaknya bermain di taman bermain. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas penghuninya.(bani)

 

BERITA TERKAIT

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…