NERACA
Semarang - Bank penyelenggara layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) harus mengawasi agen yang berhubungan langsung dengan nasabah, kata Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK Kantor Regional 3 Jateng-DIY I Ketut Suena. "Memantau dan mengawasi kegiatan agen secara langsung baik secara berkala maupun insidentil adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh bank penyelenggara laku pandai," katanya di Semarang, Senin (25/4).
Menurut dia, dengan adanya pengawasan tersebut dapat memberikan jaminan kepada nasabah agar merasa aman ketika melakukan aktivitas keuangan melalui agen. Bank juga harus bertanggung jawab atas perbuatan dan tindakan agen yang termasuk dalam cakupan layanan agen sesuai dengan yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama. "Oleh karena itu, untuk memastikan agen yang dilibatkan memiliki rekam jejak yang baik, bank harus meneliti pemenuhan persyaratan dan proses uji tuntas terhadap agen," katanya.
Selain itu, bank penyelenggara laku pandai juga harus memastikan bahwa sumber dana dari agen dalam pemenuhan kewajiban deposit tidak berasal dari aktivitas yang melanggar hukum salah satunya hasil pencucian uang. Sementara itu untuk memudahkan kerja agen, bank penyelenggara laku pandai juga harus melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat di sekitar lokasi agen terkait produk yang ditawarkan. Beberapa produk yang ditawarkan oleh program laku pandai ini di antaranya asuransi mikro dan kredit atau pembiayaan nasabah mikro.
Khusus untuk jangka waktu kredit atau pembiayaan paling lama satu tahun. Menurut dia, jangka waktu pengembalian dapat lebih lama sepanjang sesuai dengan siklus usaha debitur. "Dari sisi besaran pembiayaan, karena ini khusus untuk pelaku usaha mikro ke bawah maka batas maksimum nominal kredit atau pembiayaan ditetapkan paling banyak Rp20 juta," katanya.
Sementara itu, OJK menargetkan dana tabungan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) sebesar Rp 2,6 triliun pada 2016. Sebelumnya pada 2015, agen penghimpun dana tabungan basic saving account (BSA) ini dapat menjaring 1.216.952 nasabah dengan jumlah Rp 67,6 miliar.
Kepala Departemen Pengawasan Bank III OJK, Teguh Supangkat mengatakan, target itu akan dicapai dengan dukungan 27 bank umum yang telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam program laku pandai. Sedangkan tahun sebelumnya hanya tujuh bank umum yang mengimplementasikan dari 17 yang mencantumkannya dalam rencana bisnis bank tahun 2015. "Sebanyak 27 bank umum telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam Laku Pandai dengan target 167.524 agen dan perkiraan tabungan berkarakteristik BSA (basic saving account) mencapai Rp 2,6 triliun," ujar Teguh Supangkat.
Teguh menjelaskan, sebanyak 27 bank umum tersebut termasuk tujuh bank yang sejauh ini telah mengimplementasikan program Laku Pandai di 2015. "Bank yang akan berpartisipasi 11 bank dari bank BUKU III dan Buku IV dan 16 bank BUKU I dan BUKU II," ujarnya. Ia menuturkan, tahun lalu jumlah agen laku pandai baru mencapai 60.805 orang dari tujuh bank, terdiri dari 59.354 agen perorangan dan 1451 agen berbadan hukum. Sementara tahun ini meningkat tiga kali lipat dari jumlah agen yang ada.
Pada tahun ini, kata Teguh, sebanyak 11 bank BUKU III dan BUKU IV menargetkan bisa menghimpun tabungan BSA sebesar Rp 2,29 triliun dengan jumlah agen sebanyak 165.038 pihak. Sedangkan, sebanyak 16 bank BUKU I dan BUKU II menargetkan tabungan senilai Rp 326,6 miliar dari 2.486 agen. Teguh mengungkapkan, sebelumnya di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 yang diterima OJK, terdapat 17 bank umum merencanakan menjadi penyelenggara Laku Pandai.
NERACA Jakarta – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) bagikan dividen sebesar Rp 70,58 miliar dari laba ditahan…
NERACA Jakarta – PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) menyiapkan tiga strategi utama untuk mendorong pertumbuhan profitabilitas secara…
NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat portofolio pembiayaan hijau (green financing) hingga…
NERACA Jakarta – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) bagikan dividen sebesar Rp 70,58 miliar dari laba ditahan…
NERACA Jakarta – PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) menyiapkan tiga strategi utama untuk mendorong pertumbuhan profitabilitas secara…
NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat portofolio pembiayaan hijau (green financing) hingga…