Perkembangan internet, khususnya fenomena penggunaan social media beberapa tahun terakhir ini sungguh sangat mencengangkan. Semua orang seolah-olah mulai berbondong-bondong menuju tren digital ini. Mereka menemukan media baru untuk mengekspreksikan diri, membentuk opini, berbagi informasi atau sekedar mencari kawan. Media baru ini bersifat interaktif, horisontal dan mencerdaskan yang membuat cara berkomunikasi berubah sama sekali.
Data kuantitatif dari penggunaan social media, khususnya Facebook dan Twitter di Indonesia saja menyebutkan bahwa 15% tweet di dunia berasal dari Indonesia, per Januari 2015 ada sekitar 10.883.228 akun twitter yang berasal dari Indonesia dan sekaligus menempatkan Indonesia di urutan kedua untuk jumlah akun Facebook terbesar di dunia. Tentu, dengan data statistik tersebut bisa dilihat betapa besarnya potensi yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan peluang-peluang baru atau sekedar untuk bisa bertahan ditengah persaingan.
Menanggapi hal itu, pengamat Internet Marketing, Agus Setiyawan atau yang lebih banyak dikenal dengan Agus Piranhamas mengatakan bahwa internet bukan lagi barang langka di Indonesia, sehingga menciptakan tumbuh suburnya media sosial di masyarakat. Sehingga menjadikan media sosial sebagai tempat dan strategi pemasaran sangatlah efektif karena langsung mengena dan tepat sasaran. “Menjadikan media sosial menjadi media dalam pemasaran bisnis adalah langkah yang tepat, efektif dan efisien sekarang,” katanya.
Menurut Agus Piranhamas, dibandingkan negara lain, Indonesia salah satu negara berkembang dengan pengguna situs jejaring sosial terbanyak di dunia. Misalnya saja Youtube, Facebook, Twitter hingga aplikasi messenger seperti Whatsapp dan BBM (Blackberry Messenger) juga banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, tidak heran lagi jika pada akhirnya situs sosial media menjadi salah satu lahan bisnis yang sangat menjanjikan bagi setiap pemilik bisnis. “Sosial media merupakan sebuah tool marketing yang bisa dikatakan paling efektif untuk membantu strategi pemasaran bagi para pengusaha dan pebisnis,” ujarnya.
Karena memang, sambung Agus Piranhamas sampai dengan saat ini penduduk Indonesia ada sekitar 250 juta jiwa, 150 juta jiwa atau 60 persen diantaranya menggunakan dan menggenggam smartphone sehingga strategi pemasaran melalui media sosial dianggap yang paling mengena saat ini dibandingkan dengan metode pemasasaran konvensional. “Budaya masyarakat Indonesia adalah mengikuti dinamika tren yang ada, saat ini trendnya adalah internet. Jadi, internet sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan bagi pengusaha atau pebisnis itu menjadi peluang bagi strategi pemasaran mereka. Karena dengan menggunakan strategi konvensional dianggap high cost juga tidak efektif dan tidak efisien waktu,” imbuhnya.
Selain itu, juga tambah Agus, Meski transaksi melalui media internet banyak dibilang barang maupun kualitas harga terkadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Hanya saja balik lagi ke budaya, masyarakat kita tidak mau ribet, karena dianggap belanja via online lebih praktis. “Transaksi via online memang biasanya hanya melihat gambar, bukan kualitas, tapi tetap saja orang lebih memilih transaksi via online karena dianggap lebih mudah tanpa harus jalan ke toko atau ke mall yang membutuhkan waktu lama. Meraka bisa sambil santai di rumah barang sampai,” ujarnya.
Bahkan, Agus memproyeksikan ke depan strategi pemasran melalui media social akan terus berkembang. Contoh sederhana saja, dulu media social ada Friendster kemudian berganti Facebook, Twitter, Path, dan yang lain, lambat laun memang gaungnya akan meredup tapi akan kembali muncul media social dengan penyempurnaan dan perbaikan. Makanya strategi pemasran ke depan melalui media social, bukan tambah berkurang tapi akan terus berkembang. “Saat ini rantai distribusi barang produsen kemudian distributor yang notabene distributor banyak baru sampai ke user. Ke depan bisa saja dengan adanya pemasaran via internet atau media soial transaksi sudah langsung antara produsen dan konsumen tanpa melalui perantara distributor lagi,” tuturnya.
Meski demikian, dengan adanya strategi pemasaran melalui media social memang ada baiknya tapi juga ada buruknya, terutama adanya pengurangan tenaga kerja marketing karena sudah bisa dilakukan langsung melalui transaksi online. Tapi disisi lain juga memotivasi para marketing untuk bisa lebih kreatif dalam menjual produknya. “Disini juga memotivasi para marketing lebih professional dan kreatif,” paparnya.
Jadi memang di tengah tumbuh suburnya internet di Indonesia, ke depan strategi marketing via media social atau internet adalah strategi bisnis atau pemasran yang dianggap paling efektif sebagai langkah mengikuti dinamika pertumbuhan dan perkembangan zaman modernisasi. “Indonesia memang masih menjadi Negara berkembang, tapi pertumbuhan internet berkembang sangat pesat. Jadi metode pemasran menggunakan media internet adalah langkah yang dianggap paling tepat,” tukasnya. (agus)
Jurus Jitu Selamatkan UMKM Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…
Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…
Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…
Jurus Jitu Selamatkan UMKM Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…
Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…
Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…