Kota Cirebon letaknya sangat strategis karena termasuk wilayah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Produk andalah Cirebon diantaranya batik dan mangga gincu. Bicara Batik Cirebon, industri kerajinan ini bisa menjadi komoditi andalan masyarakat setempat, terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Batik salah satu karya seni tinggi milik Bangsa Indonesia. Terlebih sejak diresmikan Unesco sebagai warisan budaya, nama batik semakin dikenal dunia.
Bagi para seniman batik sejati, kualitas di atas segala-galanya. Karya seni tidak bisa diukur dengan lembaran rupiah. Prinsip itu terus dipegang teguh seorang Ninik Masruni Masina. Dia merupakan generasi kelima batik Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, yang juga pemilik batik bermerek "Ninik Ichsan”.
“Orang tua saya selalu bilang, jika ingin batik tetap eksis kerjakan batik halus jangan sekali-kali kamu melirik batik kasar, karena untuk batik kasar kamu harus bermodal kuat, sedangkan kamu bermodal kecil akan terlindas pengusaha besar,” kenang Ninik, yang merupakan nasabah setia BCA, kala ditemui rombongan wartawan.
Konsisten
Karena itu, sekarang Ninik menjadi pengrajin batik halus atau batik yang manual bukan cap atau printing. Dia mengungkapkan batik disini mengutamakan kualitas dari motif, cara pencucian hingga cara pemberian warna. Tidak heran jika satu lembar kain batik harganya bisa mencapai Rp30 juta.
Menurut Ninik, harga Rp30 juta itu sudah disesuaikan dengan proses pembuatan yang memakan waktu hingga satu tahun. Dia menjelaskan, untuk bahan semua batik yang ada di Ninik Ichsan sama yakni katun, yang membedakan adalah proses pencucian bahan dasar selama dua minggu hal ini dilakukan agar kualitas benang pada bahan lebih baik.
Selain itu, penggambaran motif pada kain dilakukan selama 2 - 2,5 bulan. Biasanya motif yang dipesan sangat rumit sehingga membutuhkan ketelitian dalam menggambar. Dia menjelaskan untuk dikirim ke luar negeri hanya sekitar 40 potong setiap 6 bulan.
Hal ini karena memang harganya yang tidak murah dan proses pembuatan yang cukup lama. Biasanya kain batik halus berukuran 2 meter dikalikan 160 sentimeter. Untuk kain batik halus yang cukup mahal ini, Ninik mengaku hanya membuat jika ada yang memesan.
“Jika saya membuat batik yang harga Rp30 juta tanpa pesanan, modal saya bisa berhenti di sini,” ujar Ninik. Batik yang dijual di Ninik Ichsan ini paling murah Rp50 ribu hingga paling mahal Rp30 juta. Untuk menjaga kualitas batik, Ninik mengaku sejak awal tidak pernah gonta-ganti pegawai yang membantunya untuk memproduksi batik.
Terkenal di Luar Negeri
Sejumlah pejabat dan mantan pejabat negara, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Wakil Presiden Boediono, pernah memakai batik karyanya. Tak terhitung pesohor yang juga membeli batik yang dibuat di rumah bergaya jadul miliknya.
Menurut dia, dalam membatik dibutuhkan pengorbanan apalagi segmen batik yang disasar merupakan kalangan menengah ke atas. Saat ini jumlah pegawai Ninik sekitar 25 orang. Selain di dalam negeri Ninik mengatakan, batiknya sudah ada dibeli oleh kolektor dari Jepang, Kanada hingga Jerman.
Untuk batik yang sudah sampai ke Jepang dia mengatakan Ayahnya yakni Masina merupakan anggota pengurus Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) di Jakarta. Dia mengatakan orang tuanya menjadi pengurus selama 33 tahun dari muda hingga akhir hayatnya.
Awalnya, ayah Ninik menjadi narasumber untuk pembuatan buku yang dilakukan penulis Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Inilah yang membuat batiknya bisa sampai ke negara-negara tersebut. Selain itu ayah Ninik juga pernah menggelar pameran tunggal di Museum Tekstil dengan memamerkan koleksi batik dari peninggalan keluarga.
Ninik juga memiliki warung batik dan pelatihan, selain itu dia juga menampung batik-batik dari pengrajin kecil di sekitar Desa Trusmi. Dia mengatakan, ada sejumlah pengrajin yang dibina olehnya, dia memberikan bahan baku, motif, warna hingga pengawasan (quality control / QC). [ardi]
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan komitmen dalam dunia pendidikan, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH),bekerja sama dengan Wadhwani…
Perluas dampak keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) komitmen keberlanjutan melalui berbagai inisiatif. Untuk terus…
Dorong pemberdayaan masyarakat, Astra kembali mengembangkan potensi wisata Desa Sejahtera Astra Hariara Pohan di Samosir, Sumatera Utara. Belum lama ini,…
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan komitmen dalam dunia pendidikan, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH),bekerja sama dengan Wadhwani…
Perluas dampak keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) komitmen keberlanjutan melalui berbagai inisiatif. Untuk terus…
Dorong pemberdayaan masyarakat, Astra kembali mengembangkan potensi wisata Desa Sejahtera Astra Hariara Pohan di Samosir, Sumatera Utara. Belum lama ini,…