NERACA
Jakarta – Menjawab kebutuhan investor, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bakal mengembangkan program sistem pengelolaan investasi terpadu atau S-Invest untuk mendukung industri reksa dana di pasar modal. Diharapkan, dengan pengembangan sistem investasi terpadu tersebut bisa memudahkan proses dan alur bisnis dapat berjalan efektif serta efisien.”Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pengembangan dan implementasi S-Invest ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu kesiapan dan dukungan dari para pelaku yaitu pihak agen penjual, manajer investasi, bank kustodian dan juga perusahaan efek sebagai pengguna sistem S-Invest sangat penting," kata Direktur Utama KSEI Margeret Tang dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Selain itu, lanjut Margeret, pihaknya juga akan terus melanjutkan pengembangan proyek Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST) Next Generation (Next-G) untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas transaksi efek di pasar modal serta pertumbuhan jumlah emiten dan investor."C-BEST Next-G merupakan sistem utama KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Sistem itu diharapkan selesai dikembangkan pada akhir tahun 2016 ini, nantinya akan mampu menangani hingga 3.000.000 investor dengan kemampuan pemrosesan penyelesaian 20.000 transaksi per menit, atau lebih dari enam kali lipat kapasitas sistem yang saat ini digunakan,"paparnya.
Terkait inisiatif pengembangan Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) Financial Hub, Margeret Tang mengatakan perluasan fungsi fasilitas AKSes juga akan terus dikembangkan sehingga dapat lebih mempermudah masyarakat berinvestasi di pasar modal."Direncanakan pada tahun 2016 akan dikembangkan fitur tambahan antara lain instruksi pembelian atau penjualan unit penyertaan reksa dana melalui jaringan ATM, 'internet banking' dan 'mobile banking' perbankan," ujarnya.
Margeret Tang menambahkan, untuk memastikan terealisasinya rencana strategis itu serta pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya, KSEI telah mengalokasikan dana sekitar Rp200 miliar pada tahun 2016 untuk belanja modal."Dukungan atas pengembangan pasar modal menjadi komitmen KSEI, terlihat dari peningkatan biaya pengembangan usaha sebesar 10% serta peningkatan pengembangan pasar modal sebesar 42% dari RKAT tahun sebelumnya. Peningkatan juga dicatatkan pada pendapatan usaha bersih yang naik empat persen," paparnya. (bani)
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…