NERACA
Jakarta – Debut perdana di pasar modal, PT Bank Harda Internasional Tbk menargetkan mampu mencapai pertumbuhan kredit sebesar 30% pada tahun ini menjadi senilai Rp 2 triliun dari capaian tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun, setelah memperoleh dana dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO),”Rencana kami pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 30% menjadi sekitar Rp 20 triliun. Dananya dari hasil IPO ini,”kata Direktur Utama Bank Harda, Antonius Prabowo Argo di Jakarta, Rabu (12/8).
Seperti diketahui dalam gelaran IPO tersebut, Bank Harda melepas 800 juta saham dengan harga perdana per saham sebesar Rp 125. Dengan jumlah IPO tersebut, Bank Harda bakal meraup dana hingga Rp 100 miliar. Lebih lanjut, pada saat pembukaan perdagangan perdana, saham Bank Harda dengan kode BBHI ini menanjak 7,2% ke level Rp 134 per lembar, dari Rp 125 per saham.
Setelah IPO, kepemilikan saham Bank Harda berubah menjadi sebesar 72,66% digenggam PT Hakim Putra Perkasa, 21,43% dimiliki publik, sebanyak 5,43% dimiliki Kwee Sin To, dan sisanya 0,03% milik Karyawan Bank Harda,”Dana IPO Rp 100 miliar akan kami gunakan untuk penyaluran kredit ke sektor-sektor yang kami fokuskan saat ini. Dana tersebut jika disalurkan untuk kredit bisa menjadi Rp 600 miliar - Rp 700 miliar,” jelas Antonius.
Dia menuturkan, salah satu sektor yang sedang dibidik Bank Harda untuk menggenjot pertumbuhan kreditnya adalah sektor ritel. Antonius menilai sektor ritel cenderung masih bertumbuh positif di situasi ekonomi yang melemah saat ini,”Sektor ritel kami lihat masih bagus dibandingkan dengan yang lain. Kami akan menghindari beberapa sektor lain yang kurang perform,” katanya.
Antonius menjelaskan, beberapa sektor yang kurang bagus kinerjanya saat ini antara lin pertambangan, transportasi dan konstruksi serta properti. Dirinya mengungkapkan, sektor tersebut membuat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) perseroan di level yang cukup tinggi.“NPL kami saat ini di level 2,7%. Tahun ini kami targetkan bisa menurun ke level 2%,” jelasnya.
Dari sisi kinerja keuangan, Bank Harda menargetkan mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 10 miliar. Padahal, jika ditilik dari laporan keuangan, laba bersih perseroan pada tahun lalu mencapai Rp 12,44 miliar. (bani)
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…