Sisa Dana IPO Sido Muncul Rp 561,52 Miliar

NERACA

Jakarta – Produsen jamu Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) hingga kuartal pertama 2014 masih memiliki dana hasil Initial Public Offring (IPO) sebesar Rp561,52 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (15/4).

Dalam pelaksanaan IPO pada 10 Desember 2013, perseroan meraih dana bersih sebesar Rp844,16 miliar. Dana IPO yang sudah digunakan perseroan sebanyak Rp282,64 miliar untuk modal kerja sebesar Rp260 miliar dan investasi senilai Rp22,64 miliar. Tercatat saham SIDO pada sesi pertama hari ini naik 5 poin atau 0,6% jadi Rp840 per saham dari penutupan sebelumnya di level Rp835 per saham.

Asal tahu saja, perseroan sempat sesumbar bila kebutuhan dana untuk ekspansi bisnis masih tercukup dari kas internal. Oleh karena itu, alasan Sido Muncul masuk ke pasar saham dimaksudkan untuk memperkuat branding pasar dan menjaga kepercayaan investor ketimbang kebutuhan dana. Tahun lalu laba bersih perseroan tumbuh 4,75% dari Rp387,54 miliar di 2012 menjadi Rp 405,94 miliar.

Disebutkan, naiknya laba bersih tersebut ditopang turunnya beban pokok, naiknya pendapatan keuangan maupun pendapatan lain-lain, meski penjualan tercatat turun tipis. Penjualan perseroan pada akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp2,37 triliun atau turun 0,84% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 triliun. Sementara beban pokok berhasil dikurangi menjadi Rp1,36 triliun dari Rp1,47 triliun.

Selanjutnya pendapatan keuangan juga ikut naik menjadi Rp134,6 miliar dari Rp8,49 miliar, pendapatan lain-lain melesat menjadi Rp23,87 miliar dari Rp4,04 miliar. Adapun, jumlah aset perseroan tercatat meningkat menjadi Rp2,95 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp2,15 triliun. Pada tahun lalu, perseroan juga berhasil menurunkan total utangnya menjadi Rp326,05 miliar dari Rp846,35 miliar.

Kendatipun pendapatan turun, tidak mengurungkan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk untuk tetap membagikan dividen. Disebutkan, perseroan membagikan dividen sekitar 30% hingga 50% dari perolehan laba bersihnya tahun 2013.

Kemudian untuk pengembangan bisnisnya, perseroan berencana menjalin kerjasama dengan perusahaan farmasi asal Jepang untuk pembangunan pabrik pengolahan jamu Tolak Angin. Besar tawaran kerjasama, hal ini disebabkan karena larisnya penjualan produk Tolak Angin di pasar Asia, termasuk di Jepang.

Direktur Operasional PT Sido Muncul Tbk, David Hidayat pernah bilang, kerjasama dengan perusahaan Jepang masih dikaji dan termasuk soal harga investasinya, “Sudah banyak perusahaan asing mau jalin kerjasama, yang paling kencang selain dari Jepang juga Taiwan. Namun kita belum sepakat soal nilai harganya,”ujarnya.

Dia menuturkan, nantinya bila terjadi kesepakatan soal harga. Maka porsi kepemilikan saham 50%-50%  dengan tetap bahan baku dan ramuan berasal dari Sido Muncul. Hanya saja,  nantinya perusahaan farmasi tersebut boleh memakai lisensi brand jamu Tolak Angin.

Selain itu,  kata David, perseroan juga menyiapka dana sebesar Rp 150 miliar untuk rencana akuisisi perusahaan farmasi. Dimana sumber pendanaan masih berasal dari hasil dana penawaran saham perdana atau IPO,”Kita sudah siapkan dana investasi Rp 150 miliar untuk akuisisi perusahaan farmasi, namun perusahaan yang mau diakuisisi masih dimatangkan,”tandasnya.

Menurutnya, rencana akusisisi perusahaan farmasi dimaksudkan untuk mengintegrasikan bisnis perseroan selain jamu dan obat tradisional juga bidang farmasi. Sebagai informasi, seiring dengan meningkatnya penjualan produk jamu Tolak Angin, perseroan bakal memperluas pabrik yang sudah ada sekitar 1 hektar dengan nilai investasi sekitar Rp 240 miliar dengan sumber pendanaan berasal dari hasil IPO. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…