NERACA
Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf ), Mari Elka Pangestu berharap ada lebih banyak lagi generasi muda maupun wirausaha muda yang mau terjun dalam industri ekonomi kreatif. “Anak muda mempunyai ide-ide baru dalam dunia kreatif yang nantinya mampu memberikan kontribusi nyata pada pengembangan kreatif dimasa mendatang yang lebih baik,” katanya di Jakarta Rabu (27/11).
Berdasarkan sensus 2010, Indonesia memiliki penduduk sebesar 237.641.326. Sekitar 60 juta atau 27% dari penduduknya adalah generasi muda yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. "Jika dengan jumlah yang besar itu dapat diotimalkan akan memberikan kontribusi lebih besar lagi terhadap industri kreatif ini,” imbuhnya.
Sampai dengan saat ini ekonomi kreatif memiliki kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional, sebesar 7% dari PDB total kita disumbang oleh sektor ini yaitu sebesar 642 triliun rupiah."Disamping menyumbang ekonomi nasional yang cukup besar, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja terbesar keempat Indonesia atau 10,72 persen. Dengan kata lain, sebanyak 11,9 juta orang mendapatkan pekerjaan dari ekonomi kreatif," ungkapnya.
Lompatan Besar
Mari Elka menyebutkan, bahwa saat ini para pekerja Indonesia 75 persennya masih tergolong produktif, belum kreatif. Padahal jika Indonesia bisa kuat di industri kreatif, maka satu lompatan besar bisa terjadi. "Beda dengan industri bahan manufacturing, dari mentah ke matang yang tahapan untuk majunya butuh waktu lama, industri kreatif lebih singkat,” jelasnya.
Selain itu, sambungnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat luas untuk pengembangan ekonomi kreatif, keragaman unsur budaya, dan karakteristik masyarakat yang sejak dulu sudah berkreasi. Kondisi itu perlu lebih digali dan diasah lagi agar terasa dampaknya secara ekonomis. ”Nah untuk mendorong upaya itu, pemerintah terus memberikan dukungan terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, kedepan industri kreatif akan terus didorong agar mampu terus berinovasi. Dasarnya, sumber dayanya terbarukan, ide tidak pernah habis. Dan saat ini tiga besar industri kreatif diisi sektor kuliner, fesyen, dan kerajinan. Namun melihat pertumbuhannya justru jenis industri kreatif yang baru mempunyai pertumbuhan yang cukup bagus. “Lihat saja seperti ide kreatif games, film, bahkan periklanan itu bahkan pertumbuhannya di atas 5,7 persen. Ada yang tumbuhnya di atas 8%-9%, produk-produk inilah yang harus terus kita didorong," terangnya.
Satu hal lagi keuntungan yang dapat diambil dalam mengembangkan industri kreatif adalah jumlah penduduk Indonesia berpenghasilan menengah selalu bertambah setiap tahunnya, kelebihan ini yang bisa membantu Indonesia mengembangkan industri kreatif adalah bonus demografi. Dari total penduduk Indonesia, 27 persennya (sekitar 65 juta jiwa) berusia produktif 15 - 29 tahun. "Jika tahun ini jumlah kelas menengah di Indonesia 45 juta, diprediksi pada 2020 meningkat jadi 85 juta. Ini pasar yang besar yang tidak dipunyai misalnya Malaysia apalagi Singapura," pungkasnya.
NERACA Indramayu – Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufan Marhaendrajana,…
NERACA Jakarta - Pemerintah terus memperkuat stabilitas sektor industri padat karya melalui deregulasi dan perlindungan tenaga kerja guna mencegah potensi…
NERACA Jakarta – Industri wastra atau kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun sangat erat kaitannya dengan perkembangan industri fesyen…
NERACA Indramayu – Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufan Marhaendrajana,…
NERACA Jakarta - Pemerintah terus memperkuat stabilitas sektor industri padat karya melalui deregulasi dan perlindungan tenaga kerja guna mencegah potensi…
NERACA Jakarta – Industri wastra atau kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun sangat erat kaitannya dengan perkembangan industri fesyen…