Agar Dapat Dilalui Kapal Besar - Pelindo II Anggarkan Rp 200 Miliar Keruk Pelabuhan Baai

NERACA

Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 miliar untuk mengeruk pelabuhan Pulau Baii, Bengkulu. Pengerukan itu dilakukan agar dapat dilalui kapal-kapal besar.

General Manager Pelindo II cabang Bengkulu Ade Hartono mengungkapkan, pengerukan ini memungkinkan masuknya kapal-kapal berbobot diatas 40.000 DWT (dead weight tonnage).

“Sehingga dapat dilayani di pelabuhan, jadi tidak perlu lagi melakukan transshipment (kapal berlabuh) di Pulau Tikus,” katanya dalam siaran pers yang diterima NERACA di Jakarta, Rabu.

Menurut Ade, tanpa adanya transhipment, selain mengurangi biaya pengeluaran pengguna jasa pelabuhan, juga dapat memperlancar distribusi dan menekan biaya logistik.

Selama ini, imbuhnya, ada kendala dalam distribusi barang serta operasional yang mengganggu keselamatan dan keamanan kapal yang keluar-masuk pelabuhan.

Dia menyebut, pengerukan alur masuk Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu sebagai tindaklanjut atas surat penunjukan Kementerian Perhubungan yang dikeluarkan pada Februari 2011.

Ade menjelaskan, pengerukan Pelabuhan Pulau Baai ini akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, akan dilakukan hingga alur mencapai kedalaman -6,5 meter LWS (low water spring) dengan perkiraan waktu pengerukan empat bulan terhitung sejak Juni 2011. Tahap kedua, pengerukan berlanjut dari -6,5 meter LWS hingga -10 meter LWS dengan waktu pengerukan selama tujuh bulan.

Untuk pelaksanaan, Pelindo II bekerja sama dengan PT Pengerukan Indonesia (Persero), yang merupakan implementasi dari program Kementrian BUMN berupa sinergi antar-BUMN. Pengerukan dilakukan menggunakan dua jenis kapal, yaitu kapal keruk jenis cutter suction redger (CSD) serta jenis trailing suction hopper dredger (TSHD).

Ade menjelaskan, realisasi arus kapal dan arus barang di Pelabuhan Bengkulu pada tahun kemarin mengalami peningkatan dari 2009. Arus kunjungan kapal tercatat sebesar 1.200 unit  atau 1,6 juta GT. Meningkat 21,5% dari realisasi tahun 2009 yang mencapai 988 unit atau 1,2 juta GT.

“Dengan kedalaman -6,5 meter LWS, alur dapat dilewati kapal dengan bobot 15.000 DWT. Sedangkan di kedalaman -10 meter LWS, alur dapat dilewati kapal berbobot 40.000 DWT. Target kegiatan bongkar muat barang akan mencapai enam juta ton pada tahun 2012,” tandasnya.

Ia menambahkan, bongkar muat tersebut diantaranya 78% didominasi oleh batu bara, sementara sisanya seperti general cargo, bag cargo, dan curah cair. Sebagai informasi, Pelindo II telah menandatangani nota kesepahaman dengan 14 perusahaan batu bara di Provinsi Bengkulu terkait dengan pelaksanaan pengerukan alur pelabuhan.

BERITA TERKAIT

PHE: Pertumbuhan Eksplorasi Capai 37 Persen

NERACA Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus berkomitmen mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi.…

Industri Otomotif Ikut Menopang Ekonomian Nasional

NERACA Jakarta – Industri otomotif memiliki peran penting dan strategis dalam menopang perekonomian nasional. Tidak hanya berkontribusi pada sektor hulu…

Program Listrik Desa Segera Dituntaskan

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berkomitmen kuat memberikan akses listrik bagi masyarakat dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

PHE: Pertumbuhan Eksplorasi Capai 37 Persen

NERACA Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus berkomitmen mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi.…

Industri Otomotif Ikut Menopang Ekonomian Nasional

NERACA Jakarta – Industri otomotif memiliki peran penting dan strategis dalam menopang perekonomian nasional. Tidak hanya berkontribusi pada sektor hulu…

Program Listrik Desa Segera Dituntaskan

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berkomitmen kuat memberikan akses listrik bagi masyarakat dan…