NERACA
Jakarta – Proses akuisisi PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger oleh PT Gaia Artha Dinamic (GAIA) telah menemui kesepakatan soal harga dan hal itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU). MoU tersebut disepakati oleh GAIA dengan Alamsyah dan Gracia Puspita Suciono selaku pemegang saham IOTF.
Namun sayangnya, perseroan tidak menerangkan harga akuisisi yang telah disepakati IOTF dengan GAIA pada laporan tersebut. Direktur Utama IOTF, Alamsyah dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menerangkan, MoU tersebut mengatur tentang harga akuisisi, hingga langkah ke depan atas rencana tersebut. Merujuk keterbukaan informasi pada 2 Juni 2025, GAIA berencana mengambil alih 2,61 miliar saham IOTF atau setara dengan 49,38% dari total saham beredar IOTF.
Setelah MoU, kata Alamsyah, tahapan selanjutnya setelah proses penandatanganan harga akuisisi adalah penyelesaian proses due diligence. Kemudian, akan dilanjutkan dengan perumusan dokumen Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB). “Apabila proses due diligence telah selesai maka akan diikuti dengan penandatanganan dokumen PPJB,”ujarnya.
Di sisi kinerje kauangan, IOTF mencatatkan penjualan sebesar Rp62,95 miliar sepanjang 2024. Capaian itu menyusut 10,74% year on year dibandingkan dengan penjualan pada 2023 sebesar Rp70,53 miliar. Beban usaha IOTF juga meningkat menjadi Rp19,68 miliar pada 2024 dari Rp16,91 miliar pada 2023.
Alhasil, IOTF mencatatkan laba usaha yang menyusut sebesar 59,46% menjadi Rp2,83 miiliar pada 2024 dari Rp7,00 miliar pada 2023. Setelah dikurangi beban lain-lain dan pajak penghasilan, IOTF hanya mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp325,65 juta. Torehan itu menyusut drastis sebesar 92,13% dari catatan laba bersih perseroan pada 2023 sebesar Rp4,13 miliar.
Di kuartal pertama 2025, emiten pemilik brand GPS Tracker Fox Logger imimencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 68% menjadi Rp 516,4 juta dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 305,6 juta. Tidak hanya itu, penjualan juga meningkat sebesar 13% menjadi Rp 16,85 miliar dari 15,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu.“Momentum Ramadan dan Lebaran menjadi salah satu katalis peningkatan permintaan, terutama di sektor logistik yang menunjukkan pemulihan signifikan,” ujar Alamsyah Cheung.
Namun, lanjutnya, bukan hanya faktor musiman yang mendorong kinerja IOTF. Strategi bisnis yang fokus pada inovasi produk, penetapan harga kompetitif, serta layanan purna jual yang responsif menjadi fondasi keberhasilan perusahaan.“Kami menjaga harga jual tetap kompetitif, seringkali yang paling rendah di pasar, dan memastikan pelayanan selalu fast response. Kombinasi ini menciptakan loyalitas pelanggan dan pertumbuhan repeat order,” kata Alamsyah.
Menurut Alamsyah, perusahaan juga mencatat kontribusi signifikan dari peluncuran produk-produk unggulan berbasis teknologi mutakhir. Produk Dashcam AI dan sensor bahan bakar untuk kendaraan truk dan alat berat menjadi penyumbang utama pertumbuhan penjualan.
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi maupun penjualan batu bara tidak mengalami perubahan dari…
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi maupun penjualan batu bara tidak mengalami perubahan dari…