NERACA

Jakarta - Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut (BBIAPL) kelas A Tugu Provinsi Jawa Tengah mampu menghasilkan sebanyak 3,1 ton udang vaname yang dibudidayakan di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Kota Semarang. Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menyempatkan melakukan panen udang vaname perdana di KIW, Semarang, Selasa.

"Lihat di lokasi ini, meskipun letaknya di tengah kawasan industri Wijayakusuma, hasilnya tetap bagus. Dari sisi kualitas udangnya sangat baik," katanya.

Menurut dia, panen tersebut menjadi penanda keberhasilan teknologi budi daya berkelanjutan, yang dijalankan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng. "Ini bentuk pemanfaatan aset sekaligus contoh konkret bagi masyarakat. Budi daya udang vaname ini bisa jadi peluang besar, karena secara waktu dan biaya sangat efisien," katanya.

Tiga petak tambak yang berada di petak B4, B6, dan B7 di KIW menghasilkan total biomass, atau jumlah total berat udang hidup dalam satu kolam sebanyak 3,1 ton udang vaname, dengan usia tebar 76 hari. Ia menyebutkan harga jual udang vaname saat ini berkisar Rp60.000 – Rp65.000/kg sehingga estimasi pendapatan dari panen kali ini mencapai Rp96 juta, dengan keuntungan bersih per satu kali panen sekitar Rp28,4 juta, setelah dikurangi biaya operasional.

"Pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan berperan sebagai fasilitator, memberi dukungan kepada nelayan dan petambak, agar mereka bisa berusaha secara mandiri," katanya.

BBIAPL Tugu merupakan bagian dari BBIAPL Kelas A yang membawahi tiga unit utama, yaitu Budidaya ikan air payau (BIAP) Tugu Semarang, BIAP Maribaya Tegal, dan PBIAL Karimunjawa Jepara.

Adapun BBIAPL Unit Tugu berfokus pada budi daya udang vaname dengan sistem tambak high density polyethylene (HDPE) dan pengawasan kualitas air yang ketat. iwan